Jumat, 30 September 2011

UNGKAPAN CINTA untuk putriku tersayang"

Makkah al-Mukarramah,
12 Rabi'ul Awwal 1406 H.
Ali Thanthawi

Putriku tercinta! Aku adalah seorang laki-laki yang sudah beranjak ke usia lima puluh tahun.[3] Telah lewat sudah masa remaja, dan kutinggalkan impian-impian dan khayalan-khayalan. Berbagai negeri telah kukunjungi dan banyak orang kujumpai. Pahit getirnya dunia telah aku cicipi. Karena itu, dengarkanlah nasihat-nasihatku yang benar lagi jelas berdasarkan pengalaman-pengalamanku. Pasti belum pernah engkau mendengarkannya dari orang lain.

Melalui tulisan, kami selalu mengajak perlunya perbaikan moral, menghapus kerusakan dan mengalahkan hawa nafsu hingga pena tak lagi mampu menulis dan lidah menjadi kelu, namun kami tak menghasilkan apa-apa. Kemungkaran belum dapat kami berantas bahkan semakin bertambah, berbagai kerusakan merajalela, busana terbuka dan merangsang semakin trendi serta semakin marak. 'Wabah' ini berkembang dari satu negeri ke negeri yang lain, bahkan menurut dugaanku, tidak ada satu negeri Muslim pun yang selamat darinya. Di negeri-negeri kaum Muslimin sendiri yang dulu terdapat baju panjang yang sempurna dan kesungguhan dalam menjaga kehormatan dan aurat, kini para wanitanya keluar rumah dengan busana 'seksi' yang terbuka bagian lengan dan lehernya.

Kami belum berhasil dan saya kira tidak akan berhasil. Mau tahu sebabnya? Karena sampai saat ini, kami belum me-nemukan cara untuk memperbaikinya dan belum tahu jalannya. Sesungguhnya, jalan kebaikan itu ada di hadapan matamu, duhai putriku! Kuncinya berada di tanganmu. Bila engkau percaya kunci untuk masuk itu ada, lalu kalian mempergunakannya, maka pasti kondisinya akan menjadi baik.
Benar, yang lebih dulu memulai mengayunkan langkah menuju kubangan dosa adalah lelaki, bukan wanita! Hanya saja, bila engkau menolak, pasti laki-laki tidak akan berani. Andaikata bukan karena lemah gemulaimu,[4] laki-laki tidak akan bertambah nekad. Engkaulah yang membuka pintunya sedangkan dia hanya masuk. Seakan kau katakan kepada si pencuri, "Silahkan!" Lalu ketika ia telah mencuri, engkau berteriak, "Maling! Tolong ada maling! Saya kemalingan!"

Jika engkau telah menyadari bahwa laki-laki tersebut adalah srigala sedang dirimu adalah seekor domba, maka tentu engkau jauh-jauh hari sudah menghin-darinya sebagaimana domba yang menghindari srigala. Kalau engkau tahu bahwa laki-laki tersebut adalah pencuri, pasti engkau akan bersikap hati-hati seperti halnya si kikir yang takut hartanya dicuri.

Manakala srigala hanya menghendaki daging si domba, maka apa yang diingin-kan laki-laki darimu jauh lebih berharga dari sekedar daging domba itu. Bahkan, kematian kiranya lebih baik bagimu daripada harus kehilangan sesuatu yang paling berharga itu. Lelaki hanya mengingkan sesuatu yang paling berharga pada dirimu, yaitu kehormatanmu. Kehormatan adalah kebanggaan dan kemuliaan yang dengannya kamu hidup. Hidup bagi wanita yang telah terenggut kehormatannya adalah seratus kali lebih pahit daripada kematian seekor domba yang diterkam srigala.

Ya, demi Allah! Saat memandang seorang gadis, yang terlintas dalam khayalan seorang pemuda hanyalah kondisinya yang tanpa sehelai benang pun melekat di tubuhnya.

Demi Allah, begitulah kenyataannya. Kami bersumpah untuk kedua kalinya di hadapanmu ini. Janganlah engkau pernah percaya manisnya tutur kata sebagian laki-laki, bahwa mereka tidak melirik seorang gadis melainkan hanya sekedar ingin mengetahui akhlak dan budi pekertinya saja; bahwa mereka berbicara kepadanya hanya sebagai seorang sahabat; bahwa mereka akan mencintainya sebagai seorang teman. Demi Allah, itu bohong! Andaikata engkau mendengar obrolan antar anak-anak muda dalam kesunyian mereka, tentulah engkau akan mendengarkan sesuatu yang mengerikan dan menakutkan.
Senyuman yang dilemparkan pemuda ke arahmu, kehalusan tutur kata dan perhatiannya terhadapmu; semua itu tidak lain hanyalah perangkap rayuan untuk mencapai apa yang diinginkannya. Setidaknya rayuan itu adalah kesan tersendiri bagi si pemuda.

Tetapi, selanjutnya, apa yang kemudian akan terjadi, duhai putriku? Camkanlah dengan baik!
Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, untuk kemudian engkau ditinggalkan begitu saja, dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan sesaat itu. Sementara pemuda itu akan terus mencari mangsa demi mangsa untuk direnggut kehormatannya. Sedang dirimu harus menang-gung beban kandungan yang membesar di perutmu. Jiwamu pasti merintih, keningmu kini telah tercoreng. Masyarakat nan zhalim dapat mengampuni pemuda itu dengan mengatakan, "Dulu ia pemuda yang sesat, tapi sekarang sudah bertaubat!" Tetapi bagaimana dengan dirimu? Selamanya engkau hidup berkubang kehinaan dan membawa aib. Masyarakat seakan tak dapat mengampuni perbuatanmu itu selamanya.

Andai saat bertemu pemuda itu, engkau berani menentang, membuang muka, menunjukkan jati dirimu dan menghindar, lalu bila si pengganggu itu belum juga mau mengindahkan bahkan sampai berbuat lancang melalui ucapan atau tangannya yang usil, maka lepaskan sepatu yang melekat di kakimu, lalu lemparkan ke kepalanya! Jika semua itu engkau lakukan, pasti semua orang di jalan akan membelamu. Setelah kejadian itu, tentu pemuda-pemuda iseng tidak akan berani lagi mengganggumu dan juga gadis-gadis selainmu. Tentunya, jika ia seorang pemuda yang baik, ia akan datang kepadamu untuk meminta maaf dan berjanji tak akan mengulangi lagi perbuatannya. Bahkan, bisa jadi ia akan mengharapkan adanya hubungan yang baik dan halal denganmu, untuk kemudian akan datang melamarmu.

Betapa pun status, kekayaan, popularitas dan wibawa yang dicapai seorang wanita, maka ia tidak akan dapat menggapai angan-angan terbesar dan kebahagiaan selain dalam sebuah pernikahan. Yaitu kala menjadi isteri yang baik, seorang ibu yang terhormat dan pendidik bagi keluarga. Sama saja dalam hal itu, para ratu, para putri raja atau pun para artis film Hollywood kenamaan yang memiliki ketenaran dan citra yang dapat menipu banyak wanita.

Aku mengenal dua orang sastrawati besar dari dua negara Islam.
Keduanya adalah sastrawati sejati, memiliki harta kekayaan dan kejayaan sastra. Namun sayang, keduanya kehilangan suami, lalu akal sehat pun hilang dan akhirnya menjadi gila. Dalam hal ini, jangan pojokkan diriku dengan pertanyaan tentang siapa mereka sebab nama-nama itu sudah amat terkenal.

Pernikahan adalah cita-cita tertinggi seorang wanita, walaupun ia seorang anggota dewan dan pemegang kekuasaan. Tak ada seorang pun yang sudi menikah dengan wanita pelacur. Seorang laki-laki yang bermaksud menikahi wanita baik pun, bila mengetahui ternyata ia seorang yang sesat, maka akan pergi meninggalkannya pula. Kalau ingin menikah, maka ia akan memilih wanita yang baik, karena ia tidak rela bila kelak nyonya rumah tangga dan ibu bagi putra-putrinya adalah seorang wanita asusila.

Seorang laki-laki walaupun dia seorang fasik, germo, bila di pasar kelezatan tidak mendapatkan wanita yang rela menumpahkan kehormatannya di atas kedua kakinya atau yang dapat menjadi barang permainan di hadapannya, ataupun bila ia tidak juga mendapatkan wanita fasik atau wanita lalai yang mau menemaninya kawin berdasarkan agama Iblis dan syariat kucing di bulan Februari, maka pastilah ia meminta wanita yang menjadi isterinya itu menikah berdasarkan sunnah Islam.

Jadi, akar penyebab hilangnya minat terhadap ikatan pernikahan adalah kali-an, wahai kaum wanita! Bila bukan karena wanita fasik, tentu hilangnya minat pada ikatan pernikahan tidak akan terjadi dan peluang berbuat maksiat tidak akan terbuka lebar. Kenapa kalian tidak menyadari hal itu? Dan mengapa para wanita mulia tidak berupaya mencari penyelesaian bagi malapetaka ini? Kalian lah yang lebih pantas dan mampu daripada kaum laki-laki untuk melakukan upaya itu. Kalian lebih mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka, dan karena yang bisa menyelamatkan korban kerusakan ini hanya kalian, para wanita terpelihara, mulia, wanita yang terjaga dan beragama.[5]

Di setiap rumah di negeri kaum muslimin terdapat para gadis berusia siap nikah tetapi belum juga mendapatkan jodoh. Penyebabnya adalah kecenderungan para pemuda untuk memiliki 'pacar' sehingga tidak butuh kepada isteri. Tidak menutup kemungkinan, kondisi serupa juga terjadi di negeri-negeri lain.

Karena itu, kalian perlu membentuk organisasi-organisasi kewanitaan yang terdiri dari para sastrawati, para intelektual, para guru dan mahasiswi yang misinya mengembalikan saudari-saudari kalian yang salah jalan itu kepada kebenaran. Ajaklah mereka agar bertakwa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Jika menolak, takutilah mereka dengan memberikan peringatan bahwa apa yang mereka lakukan itu dapat menyebabkan datangnya penyakit. Jika masih membangkang, maka jelaskan kepada mereka dengan berkaca kepada realitas yang ada. Katakan kepada mereka, "Kalian adalah gadis-gadis remaja yang cantik. Karena itu, pasti kalian menjadi rebutan para pemuda. Akan tetapi, apakah masa remaja dan kecantikan itu akan kekal abadi? Adakah sesuatu di dunia ini yang akan kekal abadi? Bila nanti, kalian sudah menjadi nenek-nenek yang bungkuk punggungnya dan keriput wajahnya, ketika itu, siapa yang akan berminat lagi? Tahukah kalian, siapa yang akan memperhatikan, menghargai dan mencintai seorang nenek? Jawabannya, adalah anak-anak dan para cucunya. Saat itulah, sang nenek akan menjadi ratu di tengah rakyatnya. Duduk manis di atas singgasana mengenakan mahkota. Akan tetapi, bagaimana pula dengan nasib seorang nenek yang masih belum bersuami? Tentu, kalian sendiri lebih tahu apa yang terjadi dengannya!"

Di sebuah trotoar di persimpangan jalan di Brussel, aku menyaksikan seorang nenek tua yang berdiri menggunakan penyangga untuk kedua kakinya. Karena sudah dimakan usia, segenap tubuhnya gemetaran. Ia ingin menyeberang, namun hampir saja ia diserempet oleh mobil-mobil di sekelilingnya. Kasihan, tidak seorang pun yang mau mem-bimbingnya.
Kepada pemuda yang bersamaku, aku berkata, "Sebaiknya salah seorang dari kalian menghampiri nenek itu dan menolong-nya."
Waktu itu, kami bersama seorang teman lama bernama Ustadz Nadim Zhubyan. Sudah lebih dari 40 tahun ia tinggal di Brussel. Beliau bercerita kepadaku, "Tahukah anda bahwa nenek tua itu dulunya adalah wanita primadona di negeri ini yang banyak membuat orang terbuai? Para lelaki selalu menguntitnya dan dengan sepenuh hati rela merogoh kocek mereka hanya sekedar untuk dilirik atau disentuhnya. Tetapi setelah masa bunga berakhir dan kecantikan di wajah telah pupus, tak seorang pun yang anda lihat sudi menyentuh tangannya."

Sebandingkah kenikmatan itu dengan penderitaan yang dialaminya di atas? Akankah kita tukar akibat dari itu dengan kenikmatan sementara?

Perkataan-perkataan seperti ini bagi kalian para wanita, tidak memerlukan petunjuk orang lain dan kalian tidak akan kehabisan cara untuk memberi nasehat kepada saudari-saudari kalian yang salah jalan dan patut dikasihani. Jika kalian tidak dapat mengasihani mereka, minimal berusahalah untuk menjaga wanita baik-baik, gadis-gadis yang sedang tumbuh agar tidak menempuh jalan yang salah itu.[6]

Aku tidak menuntut kalian untuk merubah secara drastis dan mengembalikan wanita masa kini kepada kondisi wanita Muslimah sejati. Tidak, kami menyadari bahwa perubahan secepat itu biasanya mustahil dilakukan. Kondisinya seperti antara malam yang gelap gulita dan pagi yang cerah bercahaya, di mana Allah Subhanahu wa ta'ala tidak memindahkan dari kegelapan kepada cahaya dalam sekejap. Tetapi, Dia memasukkan siang ke dalam malam tanpa engkau rasakan adanya perubahan itu. Sama seperti jarum jam yang engkau lihat diam tak bergerak. Padahal bila dirimu kembali dua jam kemudian, pasti ia telah bergeser. Demikian pula dengan perubahan manusia dari masa kanak-kanak ke masa remaja, dari masa remaja ke masa tua. Juga sama halnya dengan perubahan sebuah negeri, dari satu kondisi ke kondisi yang lain.

Akan tetapi kembalilah ke jalan kebaikan selangkah demi selangkah, sebagaimana ketika engkau menyongsong jalan keburukan setapak demi setapak. Kalian mulai dari memendekkan pakaian sedikit demi sedikit, kalian pertipis kerudung dan sabar melalui masa yang panjang. Kalian lakukan perubahan ini, sedangkan lelaki shalih tidak menyadari. Majalah-majalah porno menggalakkan masalah ini, orang-orang fasik riang gembira, sampai akhirnya kita mencapai suatu keadaan yang tidak diridhai Islam, bahkan tidak pula oleh agama lain. Juga tidak dilakukan oleh orang-orang Majusi para penyembah api yang berita mereka sudah kita baca di buku-buku sejarah. Bahkan hingga sampai pada suatu keadaan yang tidak dapat diterima para hewan.

Dua ekor ayam jago saja bila bertemu untuk memperebutkan sang betina, pasti saling serang karena rasa cemburu dan membela. Tetapi sungguh aneh dengan para lelaki Muslim yang tidak cemburu terhadap wanita Muslimah dilirik orang asing. [7] Bukan sekedar wajah yang dilirik, telapak tangan ataupun lehernya tetapi segalanya. Ya, segalanya selain sesuatu yang menjijikkan untuk dilihat dan harus ditutup, yaitu kemaluan dan buah dada.

Di klub-klub malam, suami-suami Muslim tega menyodorkan isteri-isteri mereka untuk diajak berdansa dan dipeluk lelaki lain. Dada menempel dengan dada, perut bertemu perut, bibir dengan pipi, lengan melingkar tubuh. Kendati demikian, tak ada seorang pun yang protes terhadap pemandangan itu. Di kampus-kampus Universitas Islam, mahasiswa Muslim biasa berdua-duaan dengan mahasiswi Muslimah yang tanpa menutup aurat. Anehnya, tak satu pun, orang-orang tua Muslim yang mengingkari hal tersebut. [8]

Pemandangan-pemandangan seperti itu banyak terjadi. Dan itu tidak dapat diatasi hanya dalam sehari atau dengan upaya yang tergesa-gesa. Tetapi caranya adalah dengan kembali ke jalan yang benar melalui jalan yang semula pernah kita tempuh ketika melakukan keburukan, walaupun jalan yang berat itu seka-rang amat panjang. Jalan kembali satu-satunya yang panjang ini harus ditempuh, sebab bila tidak, maka kita tidak akan sampai ke tujuan. Kita mulai dengan memberantas masalah ikhtilath (bercampur-baurnya laki-laki dan wanita dalam satu tempat tanpa hijab).

Seorang gadis tidak seharusnya bercampur baur dengan lelaki yang bukan mahramnya, seorang isteri juga tidak seharusnya menerima teman suaminya di rumah, menyapanya jika bertemu di kereta atau bertemu di jalan. Seorang gadis tidak seharusnya menjabat tangan pria di kampus, berbincang-bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian, kemudian dia lupa bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala menjadikannya sebagai wanita dan si kawan sebagai pria, satu dengan yang lainnya dapat saling terangsang. Siapa pun, baik wanita, pria atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu mengubah ciptaan Allah Subhanahu wa ta'ala, menyamakan antara kedua jenis atau menghilangkan kecenderungan yang ada di dalam jiwa mereka.

Aku memiliki beberapa makalah tentang kesetaraan gender (kesamaan antara laki-laki dan wanita). Di situ aku berbicara tentang beberapa hak dan kewajiban, pahala dan siksa, tetapi aku tidak berbicara mengenai pekerjaan, fungsi dan tugas. Karena tidaklah mungkin seorang laki-laki itu akan hamil dan menyusui menggantikan para wanita, sementara wanita pun tidak mungkin berperang atau melakukan pekerjaan-pekerjaan berat menggantikan peran laki-laki.

Para propagandis 'egalitarianisme' (persamaan hak) dan ikhtilath yang mengatas-namakan 'civiel society' adalah para pembohong besar. Hal ini dapat dilihat dari dua aspek:
Pertama, karena semua itu mereka lakukan untuk memberikan kepuasan kepada diri mereka sendiri. Mereka menikmati pemandangan anggota tubuh yang terbuka itu dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi, mereka tidak berani berterus terang. Oleh karena itu, slogan-slogan seperti kemajuan, masyarakat madani, seni, kehidupan kampus, semangat olahraga dan slogan-slogan kosong tanpa makna lainnya itu hanyalah kedok belaka, ibarat gendang yang ditabuh.

Kedua, mereka bohong karena mengekor kepada Barat dan menjadikan Barat sebagai penyuluh. Mereka tidak dapat memahami kecuali menurut cara pandang Barat. Menurut mereka, kebenaran bukanlah lawan dari kebatilan. Tetapi kebenaran adalah segala sesuatu yang datang dari sana; Paris, London, Berlin dan New York, sekalipun yang dilaku-kan itu berupa dansa, pornografi, pergaulan bebas di kampus, pamer aurat di tempat umum atau telanjang ria di pantai (atau kolam renang). Sementara kebatilan menurut mereka adalah sesuatu yang datang dari sini; dari lembaga-lembaga pendidikan Islam di Timur dan dari masjid-masjid milik orang-orang Islam, sekalipun hal itu berupa kehormatan, petunjuk kebenaran, keterpeliharaan dan kesucian, baik kesucian hati maupun tubuh.

Di Eropa dan Amerika, Seperti yang sering kita baca dan dengar dari mereka yang pernah berkunjung ke sana ternyata masih terdapat banyak keluarga yang tidak rela dan tidak mengizinkan pergaulan bebas. Di Paris, misalnya, para bapak dan ibu melarang anak gadis mereka berjalan dengan seorang pemuda atau pergi bersama ke gedung bioskop. Bahkan mereka tidak diperbolehkan nonton, kecuali film-film yang sudah diketahui jalan ceritanya dan mereka tahu benar bahwa di dalam film-film itu, tidak ada adegan porno dan jorok. Yaitu, adegan-adegan yang sangat disayangkan, selalu ada dalam tayangan-tayangan yang dibuat perusahaan film di negeri kita untuk kalangan muda-mudi, yang mereka sebut sebagai seni perfilman, karena ketidakpahaman terhadap agama bahkan juga terhadap film itu sendiri.
Kata mereka, "Pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan gejolak seksual di dalam jiwa."

Untuk menjawab hal ini, saya limpahkan kepada mereka yang telah lebih dulu pernah merasakan pergaulan bebas di sekolah-sekolah, yaitu orang Rusia yang tidak beragama, yang tidak pernah mendengar petuah ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini, setelah melihat bahwa hal ini amat merusak?

Tentang Amerika, apakah mereka belum membaca, bahwa problem Amerika, adalah semakin meningkatnya siswi-siswi yang hamil? Itu karena mereka mengajarkan pelajaran seks di sekolah-sekolah. Artinya, sama saja dengan menuangkan bensin ke dalam api. Kepada para gadis suci yang buta terhadap masalah seks, mereka jelaskan mengenai apa yang tersembunyi dari aurat laki-laki dan apa yang dilakukan laki-laki jika sedang berduaan dengan wanita. Pada saat yang sama, ada setan-setan dari jenis manusia yang mengajak kita agar melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Sebagaimana mereka juga membiasakan dan melatih para siswi sekolah-sekolah menengah untuk menggunakan pil pencegah kehamilan.

Siapa yang akan merasa senang apabila universitas-universitas di negeri-negeri kaum Muslimin mengalami persoalan yang sama?

Aku tidak berbicara kepada para pemuda. Aku tidak ingin mereka mendengar. Aku tahu bahwa mungkin mereka menyanggah dan menertawakan diriku. Karena aku telah menghalangi mereka menikmati kelezatan yang benar-benar telah mereka peroleh. Akan tetapi, aku berbicara kepada kalian, putri-putriku. Wahai putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara! Ketahuilah bahwa yang akan menjadi korban bukan orang lain tetapi kamu sendiri. Oleh karena itu, jangan serahkan diri kalian sebagai korban iblis. Jangan dengarkan bujuk rayu mereka dengan dalih pergaulan demi kebebasan, modernisasi, kemajuan dan kehidupan kampus. Sungguh kebanyakan orang-orang terkutuk itu tidak memiliki isteri dan anak. Mereka sama sekali tidak perduli dengan kalian, selain sebagai pemuas kenikmatan sementara. Sedangkan aku (penulis) adalah seorang ayah dari beberapa orang putri. Jika aku membela kalian, berarti aku membela putri-putriku sendiri. Aku ingin kalian bahagia seperti yang aku inginkan untuk putri-putriku.
Sesungguhnya dari perbuatan liar yang mereka lakukan, tak ada sesuatu pun yang dapat mengembalikan diri wanita kepada kehormatannya yang lenyap, kemuliaannya yang terkoyak, begitu juga dengan martabat yang hilang.

Jika seorang gadis telah terjerumus, maka tak seorang pun dari mereka yang mau meraih tangannya kembali atau menyelamatkannya dari keterjerumusan itu. Yang justeru mereka lakukan adalah memperebutkan kecantikan gadis itu selama masih tersisa kecantikan di wajahnya. Jika sudah hilang, mereka pun pergi meninggalkan gadis tersebut. Persis seperti anjing-anjing yang meninggalkan bangkai karena sudah tak menyisakan daging sedikit pun.

Inilah nasihatku buatmu, wahai putriku. Inilah kebenaran, selain ini jangan dipercaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah kunci pintu perbaikan itu, bukan di tangan kami kaum lelaki. Jika ada kemauan pada dirimu niscaya engkau sanggup memperbaiki dirimu sendiri, dengan demikian, umat secara keseluruhan akan menjadi baik.

Catatan Kaki

[1] Yakni "Ya Binti" dan "Ya Ibni". Kedua makalah tersebut dalam edisi Arabnya diterbitkan dalam satu buku, tetapi yang kami terjemahkan hanya makalah "Ya Binti", pent.

[2] Tentu oleh beberapa penerbit, pent.

[3] Yaitu ketika menulis tulisan ini, sedang pada tahun 1986 M, beliau memasuki usia 80 tahun.

[4] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Dua (jenis manusia) dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu; Kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundaknya dan berlenggak-lenggok. Kepala mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mendapatkan wanginya, padahal sungguh wangi surga telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian." (HR. Muslim, 3 /1680)

[5] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa di antara kalian ada yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, jika tidak mampu, maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim).

[6] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Demi Allah, jika Allah Subhanahu wa ta'ala memberi petunjuk kepada seseorang melalui kamu, itu lebih baik bagimu daripada unta merah (harta yang paling berharga di masa itu)." (Muttafaq 'alaih)

[7] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tiga (jenis manusia) yang Allah haramkan atas mereka surga: Peminum khamar (minuman keras), pendurhaka (kepada orang tuanya) dan dayyuts (lelaki yang tidak punya rasa cemburu) yaitu yang merelakan kekejian dalam keluarganya." (HR. al-Bukhari, lihat Fathul Bari, 8/45)

[8] Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tidaklah seorang laki-laki berduaan dengan wanita (yang bukan mahramnya, pent.) , kecuali pihak ketiganya adalah syetan." (HR. at-Tirmidzi)

(Diterjemahkan dari naskah aslinya dengan beberapa penyesuaian dan penambahan catatan kaki/alsofwah)


lihat selengkapnya..

http://www.kajianislam.net/2009/02/ungkapan-cinta-untuk-putri-tersayang/ 

Kamis, 29 September 2011

Taushiyah Khalifah Umar bin Abdul Aziz


Berikut ini adalah taushiyah (wasiat atau nasehat) khalifah Umar bin Abdul 'Aziz -Rahimahullah kepada salah seorang panglima perangnya yang hendak dikirim dalam suatu peperangan. Beliau menekankan bahwa senjata paling ampuh yang dimiliki orang beriman adalah bertakwa kepada Allah dan meningalkan maksiat. Allah memberikan kemenangan kepada kaum mukminin karena mereka bertakwa kepada Allah dan meninggalkan maksiat, sedangkan musuh mereka dikalahkan oleh Allah karena tidak bertakwa kepadaNya dan selalu berbuat kemaksiatan.

Beliau -Rahimahullah berkata:

"Hendaknya engkau senantiasa bertakwa kepada Allah dalam setiap situasi yang engkau hadapi, karena ketakwaan kepada Allah adalah senjata paling ampuh, taktik paling bagus, dan kekuatan paling hebat. Janganlah engkau dan kawan-kawanmu lebih waspada dalam menghadapi musuh dibanding menghadapi perbuatan maksiat kepada Allah. Karena perbuatan dosa lebih aku khawatirkan atas masyarakat dibanding tipu daya musuh mereka. Kita memusuhi musuh kita dan mengharapkan kemenangan atas mereka berkat tindak kemaksiatan mereka. . Kalaulah bukan karena itu, niscaya kita tidak kuasa menghadapi mereka, karena jumlah kita tidak seimbang dengan jumlah mereka, kekuatan kita tidak setara dengan kekuatan mereka. Bila kita tidak mendapat pertolongan atas mereka berkat kebencian kita terhadap kemaksiatan mereka, niscaya kita tidak dapat mengalahkan mereka hanya dengan kekuatan kita.

Jangan sekali-kali kalian lebih mewaspadai permusuhan seseorang dibanding kewaspadaanmu terhadap dosa-dosamu sendiri. Janganlah kalian lebih serius menghadapi mereka dibanding menghadapi dosa-dosa kalian.

Ketahuilah bahwa kalian senantiasa diawasi oleh para malaikat pencatat amalan. Mereka mengetahui setiap perilaku kalian sepanjang perjalanan dan peristirahatan kalian. Hendaknya kalian merasa malu dari mereka, dan berlaku santun dihadapan mereka. Jangan sekali-kali menyakiti mereka dengan tindak kemaksiatan kepada Allah, padahal kalian mengaku sedang berjuang di jalan Allah.

Janganlah sekali-kali kalian beranggapan bahwa: "Sesungguhnya (perbuatan) musuh-musuh kita lebih jelek dibanding kita, sehingga tidak mungkin mereka dapat mengalahkan kita, walaupun kita berbuat dosa." .

Betapa banyak kaum yang telah dikuasai oleh orang-orang yang lebih jelek, akibat dari perbuatan dosa kaum tersebut.

Mohonlah pertolongan kepada Allah dalam menghadapi diri kalian, sebagaimana kalian memohon pertolongan kepada-Nya dalam menghadapi musuh kalian. Sebagaimana kamipun turut memohon hal tersebut untuk diri kita dan juga untuk kalian." (Hilyatul Auliya', karya Abu Nu'aim Al Ashbahaany 5/303)

link:  http://www.kajianislam.net/2009/01/taushiyah-khalifah-umar-bin-abdul-aziz-a%80%93-rahimahullah/

Senin, 19 September 2011

CINTA APA ITU CINTA


Bismillahir Rahmanir Rahim,
Assallamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh


*~ Cinta akan indah jika bertepuk dua tangan, tak akan indah jika sebelah saja...

*~Jika rasa cinta terbalas maka bersyukurlah karena Allah memberikan hidup lebih berharga dengan belas kasih-Nya sehingga menghadirkan seseorang yang mencintai kita...

*~ Jika rasa cinta tak terbalas maka bersyukurlah, karena dia yang dicinta bukan yang terbaik untuk kita , kelak kita akan dipilihkan yang terbaik...

*~ Terkadang kita mencintai sesuatu yang sesungguhnya tidak baik untuk masa depan kita , atau membenci sesuatu yang sebetulnya bermanfaat bagi kita.. Maka mohonlah petunjuk-Nya..

Jika kamu tak bisa melepaskan pandanganmu
darinya itu bukan CINTA Tapi KAGUM.

Jika kamu merasa betah berlama-lama dan berbagi cerita dengannya Itu bukan CINTA tapi KESEPIAN.

Jika kamu bersedia mengorbankan segala hal demi menyenangkan dirinya itu bukan CINTA Tapi KEMURAHAN HATI ..

Jika kamu menerima pernyataan cintanya hanya karena kamu tidak ingin menyakiti perasaanya itu bukan CINTA tapi KASIHAN..

Jika kamu tidak bisa berhenti memegang dan merabanya itu bukan CINTA Tapi NAFSU..

Jika kamu mengatakan kepadanya bahwa dialah satu-satunya hal di dunia ini yang kamu pikirkan Itu bukan CINTA Tapi GOMBAL..

Jika Kamu tersenyum dikala ia bahagia dan menangis dikala ia terluka itu bukan CINTA Tapi EMPATI..

cinta adalah bahasa sederhana seperti kata yang tak tersampai diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu..

cinta adalah bahasa sederhana seperti isyarat yang tak sampai dikirimkan awan kepada angin yang menjadikannya hujan..

CINTA adalah kematian atas egoisme dan egosentrisme menyakitkan kadang namun itulah harga yang pantas diberikan untuk sebuah CINTA..

karena inti dari CINTA hakikat menCINTAi bukan merubah apa yang kita CINTAi menjadi seperti apa yang kita inginkan namun membiarkannya menjadi dirinya sendiri jika tidak kita hanya akan menemukan bayangan impian yang berusaha kita cocokkan dengan dirinya..

CINTA itu sesuatu yang fitrawi Karena CINTA lah kita bisa menghirup segarnya udara dunia karena CINTA lah kita bisa menikmati indahnya pelangi namun bukan berarti Kita boleh menghalalkan segala sesuatu demi impian yang ingin kita raih demi pencapaian ambisi pribadi lantas mengatasnamakan cinta..

Cintai lah Allah, Cintailah dzat yang meminjamkan kita nafas kehidupan yang selalu dengan setia menunggu sapa cinta kita yang tak pernah berkurang kadar cintanya yang tak pernah letih mendengar keluh kesah Hambanya meski terkadang kita lupa megagungkan asma-Nya..

Jika ada segenggam CINTA yang kita miliki maka seyogyanya CINTA itu kita berikan kepada sang Kuasa Bukan menduakannya dengan mahluknya yang lemah Berikanlah sepenuhnya Cintamu kepada-Nya..
Dan biarkan yang Maha Adil membaginya dengan Bijaksana sandarkanlah selalu cintamu pada-Nya..

Saudaraku...Cinta terkadang tumbuh dengan sendirinya. Cinta itu tiba-tiba ada dan sekuat apapun kita menghapusnya dari hati kenyataanya tak kan bisa. Karena sesungguhnya Allah lah yang menumbuhkan cinta itu... Allah yang menggerakkan hati kita untuk mencintainya . Maka cara yang indah adalah mintalah pada Allah apa yang terbaik menurut-Nya... Pasrahkan diri kita kepada-Nya melalui do'a dan istikharah.... Bersabarlah dan mintalah ketetapan yang pasti atas hadirnya cinta itu...


Namun terkadang cinta tidak tumbuh dengan sendirinya. Seiring perjalalan waktu dan kebersamaan yang tak terhindarkan, cintapun tumbuh menyertainya. Ibarat biji kitalah yang menanam , merawat , memupuk dan menyiram dengan berbagai macam kebaikan... Maka cinta akan tumbuh sebagaimana ketekunan kita yang merawatnya.


Hal yang harus diwaspadai jika cinta tumbuh tidak pada tempatnya ,misalnya yang kita cintai sudah memiliki pasangan halal. Cinta yang demikian ini tidak boleh dipelihara .Sekuat tenaga cari kesibukan supaya tidak lagi terkenang dengan dirinya, dan mintalah pada Allah ganti yang lebih baik.... Kalau semua jalan sudah kita tempuh tapi belum berhasil maka berSABARlah atas taqdir cinta yang bukan milik kita, ini adalah ujian dari Allah... Insya Allah kelak Allah akan memberi pasangan yang terbaik pada waktu yang tepat dan dengan orang yang tepat....

Saudaraku....Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup yakinlah ada pintu kebahagiaan lain terbuka...

Jangan menghabiskan waktu dengan mengharap cinta , kasih sayang dan perhatian dari seseorang yang sesungguhnya tidaklah untuk kita....

Jangan terus- menerus bertahan pada suatu hubungan yang tak akan menjadi halal...

Sudahlah.. Lupakan walau itu tak mudah...

Yakinlah suatu saat ada pintu hati lain yang ikhlas menerima segala cinta kita dan siap menjadikannya halal di mata Allah.... Aamiin


Sahabat saudaraku fillah... Silahkan di Tag/Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam, Silahkan saling bantu Tag sahabat-sahabat yang lain. Kunjungi Page kami dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung sehingga bisa menandai catatan buat diri sendiri dan yang lain.❀Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum. ❀

♥ Salam Santun Erat SiLatuRahmi dan UkHuwaH fiLLah♥˚•° (。◕‿◕)°•˚★

Minggu, 11 September 2011

Ilmu, Perhiasan Tak Ternilai Bagi Muslimah



seorang yang mendambakan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat harus memiliki pedoman dalam menapaki kehidupannya di dunia. Dan pedoman hidup seorang hamba semua telah diatur dalam syariat Islam.

Seorang yang sukses bukanlah orang yang hidup dengan bersemboyan 'semau gue' dengan mengikuti hawa nafsunya, tapi orang yang sukses adalah orang yang mengambil Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dengan pemahaman As Salafus Shalih sebagai pengikat aturan hidupnya. Petunjuk Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam ini tidak mungkin dapat diketahui tanpa menuntut ilmu syar'i. Karena itulah, Allah dan Rasul-Nya memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah yang baligh dan berakal (mukallaf) untuk menuntut ilmu.

Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik radhiallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
"Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ahmad dengan sanad hasan. Lihat kitab Jami' Bayan Al 'Ilmi wa Fadllihi karya Ibnu 'Abdil Bar, tahqiq Abi Al Asybal Az Zuhri, yang membahas panjang lebar tentang derajat hadits ini)

Imam Ahmad rahimahullah mengatakan bahwa ilmu yang wajib dituntut di sini adalah ilmu yang dapat menegakkan agama seseorang, seperti dalam perkara shalatnya, puasanya, dan semisalnya. Dan segala sesuatu yang wajib diamalkan manusia maka wajib pula mengilmuinya, seperti pokok-pokok keimanan, syariat Islam, perkara-perkara haram yang harus dijauhi, perkara muamalah, dan segala yang dapat menyempurnakan kewajibannya.

Sebagai hamba Allah, seorang Muslimah wajib mengenal Rabbnya yang meliputi pengetahuan terhadap nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagaimana diberitakan dalam Al Qur'an dan hadits-hadits yang shahih. Selain itu, ia harus mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala bersendiri dalam Mencipta, Mengatur, Memiliki, dan Memberi Rezeki. Ia pun wajib menunaikan hak-hak Allah, yaitu beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, sebagaimana tujuan penciptaannya. Allah berfirman :
"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku." (Adz Dzariyat : 56)

Seseorang tidak akan berada di atas hakikat agamanya sebelum ia berilmu atau mengenal Allah Ta'ala. Pengenalan ini tidak akan terjadi kecuali dengan menuntut ilmu Dien (Agama Islam).

Di samping mengenal Allah, seorang Muslimah juga wajib mengenal Nabi-Nya, yaitu Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, karena beliau merupakan perantara antara Allah dengan manusia dalam penyampaian risalah-Nya. Sesuai dengan makna persaksiannya bahwa Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan Rasul-Nya, maka ia wajib mentaati segala yang beliau perintahkan, membenarkan segala yang beliau khabarkan, menjauhi apa yang beliau larang dan tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan apa yang beliau syariatkan. Hal ini sesuai dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala :
"Apa yang diberikan Rasul kepada kalian maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagi kalian maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya." (Al Hasyr : 7)

Ayat ini merupakan kaidah umum yang agung dan jelas tentang wajibnya seluruh kaum Muslimin mengambil sunnah yang telah tetap dan hadits-hadits shahih dalam aqidah, ibadah, muamalah, adab, akhlak, seluruhnya. Hal ini tidak akan diketahui kecuali dengan menuntut ilmu terlebih dahulu.
Selain mengenal Allah dan Rasul-Nya, seorang Muslimah juga wajib mengenal agama Islam sebagai agama yang dianutnya, dengan memperhatikan dalil-dalil dari Al Qur'an dan As Sunnah yang shahihah, sehingga ia memiliki pendirian kokoh, tidak mudah terombang-ambing. Dan agar ia berada di atas cahaya, bukti, dan kejelasan dari agamanya.

Inilah masalah pertama yang disebutkan oleh Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam bukunya Al Ushuluts Tsalatsah, yaitu berilmu sebelum beramal dan berdakwah.

Seorang Muslimah juga wajib membekali dirinya dengan ilmu sebelum memasuki jenjang pernikahan, sehingga ia dapat menunaikan kewajibannya sesuai dengan tuntunan syariat.
Sebagai isteri, seorang Muslimah dituntut agar menjadi isteri yang shalihah, sehingga ia dapat menjadi perhiasan dunia yang paling baik, bukan justru menjadi fitnah atau musuh bagi suaminya. Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash radhiallahu 'anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
"Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah." (HR. Muslim)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang sifat-sifat wanita shalihah :
"... maka wanita shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena itu Allah telah memelihara mereka." (An Nisa' : 34)

Maksud ayat ini diterangkan oleh Asy Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi dan Asy Syaikh Salim Al Hilali rahimahumullah bahwa wanita yang shalihah adalah yang menunaikan hak-hak Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mentaati-Nya, mentaati Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, dan menunaikan hak-hak suaminya dengan mentaatinya dan menghormatinya, serta menjaga harta suami, anak-anak mereka, dan kehormatannya tatkala suaminya tidak ada.
Untuk menjadi wanita shalihah yang seperti ini, seorang Muslimah membutuhkan ilmu.

Sebagai seorang ibu, ia mempunyai tanggung jawab mendidik anak-anaknya agar menjadi anak- anak yang shalih dan shalihah. Di bawah kepemimpinan suami, isteri adalah penjaga rumah tangga suami dan anak-anaknya, sebagaimana dalam hadits dari Ibnu 'Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bahwasanya beliau bersabda :
"Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya, wanita adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan anak-anaknya, maka setiap kalian adalah pemimpin, akan ditanya tentang yang dipimpinnya." (Muttafaqun 'Alaihi)

Hasil didikan seorang ibu terhadap anak-anaknya inilah yang termasuk perkara yang akan ditanyakan oleh Allah kelak di hari kiamat. Karena itulah Muslimah harus menuntut ilmu syar'i sebagai bekal mendidik anak-anak sehingga fitrah mereka tetap terjaga dan menjadi penyejuk hati karena keshalihan mereka.

Di tempat lain, bila seorang Muslimah belum menikah, maka sebagai anak ia wajib taat pada orang tuanya selama tidak memerintahkan kepada maksiat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Kami wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya... ." (Al Ankabut : 8)

Dalam hadits dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash radhiallahu 'anhuma dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, beliau bersabda :
"Dosa-dosa besar ialah menyekutukan Allah, durhaka pada orang tua, membunuh jiwa (tanpa hak), dan sumpah palsu." (HR. Bukhari)

Untuk dapat berbuat baik dan menunaikan hak-hak orang tua dengan benar, seorang Muslimah tidak bisa lepas dari ilmu.
Seluruh kewajiban ini harus dapat ditunaikan dengan dasar ilmu. Karena jika tidak, akan terjadi berbagai kesalahan dan kerusakan. Maka tidak heran, bila para Muslimah yang bodoh terhadap agamanya melakukan berbagai praktek kesyirikan dan kebid'ahan.

Akibat kebodohannya pula, banyak Muslimah yang durhaka pada suami atau orang tuanya. Atau terjadi berbagai kesalahan dalam mendidik anak sehingga muncullah generasi yang berakhlak buruk, bahkan bisa jadi durhaka pada orang tua yang telah merawat dan membesarkannya. Karena kebodohannya pula, banyak Muslimah yang tidak mengetahui bagaimana ia harus menjaga kehormatannya, sehingga ia menjadi fitnah dan terjerumus dalam perzinahan dan berbagai kemaksiatan. Kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari yang demikian itu.

Usamah bin Zaid radhiallahu 'anhuma berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :
"Aku berdiri di muka pintu Syurga, maka aku dapatkan mayoritas penghuninya adalah orang- orang miskin, sedang orang-orang kaya masih tertahan oleh perhitungan kekayaannya. Dan ahli neraka telah diperintahkan masuk neraka. Dan ketika aku berdiri di dekat pintu neraka, maka aku dapatkan mayoritas penghuninya adalah para wanita." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hanya dengan menuntut ilmu, seorang Muslimah akan mengetahui jalan yang selamat. Kaum Muslimah masa kini akan menjadi baik bila mereka mau mencontoh para Muslimah generasi terdahulu (generasi salafuna shalih), mereka sangat memperhatikan dan bersemangat dalam menuntut ilmu.

Dalam sebuah hadits dari Abi Sa'id Al Khudri radhiallahu 'anhu, ia berkata : "Seorang wanita mendatangi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan berkata :
'Wahai Rasulullah! Kaum lelaki telah membawa haditsmu, maka jadikanlah bagi kami satu harimu yang kami datang pada hari tersebut agar engkau mengajarkan pada kami apa yang telah diajarkan Allah kepadamu.' Maka beliau bersabda : 'Berkumpullah pada hari ini dan ini di tempat ini.' Maka mereka pun berkumpul, lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mendatangi mereka dan mengajarkan apa yang telah diajarkan Allah kepada beliau." (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam pun sangat bersemangat mengajar para shahabiyah, sampai-sampai beliau menyuruh wanita yang haid, baligh, dan merdeka untuk menyaksikan kumpulan ilmu dan kebaikan. Bahkan beliau Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam memutuskan udzur wanita yang tidak memiliki hijab, sebagaimana yang disebutkan dalam Shahihain dari Ummu 'Athiyah Al Anshariyah radhiallahu 'anha, ia berkata : "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menyuruh kami mengeluarkan wanita yang merdeka, yang haid, dan yang dipingit untuk keluar pada hari Iedul Fithri dan Adha. Adapun yang haid memisahkan diri dari tempat shalat, dan mereka pun menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslimin. Aku berkata : 'Wahai Rasulullah! Salah seorang dari kami tidak memiliki jilbab.' Beliau bersabda : 'Hendaklah saudaranya meminjamkan jilbabnya.'"

Oleh karena itulah, kita dapatkan dalam sejarah Islam, di antara mereka ada yang menjadi ahli fiqih, ahli tafsir, sastrawati, dan ahli dalam seluruh bidang ilmu dan bahasa. Sebagai contoh, Ummul Mukminin 'Aisyah radhiallahu 'anha yang dididik dalam madrasah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam sehingga beliau menjadi wanita yang berilmu dan shalihah.

Imam Az Zuhri rahimahullah berkata : "Seandainya ilmu 'Aisyah dikumpulkan dan dibandingkan dengan ilmu seluruh wanita, maka ilmu 'Aisyah lebih afdhal."

Bahkan 'Aisyah merupakan guru dari beberapa shahabat, ia menjadi bahan rujukan mereka dalam masalah hadits, sunnah, dan fiqih. Urwah bin Az Zubair berkata : "Aku tidak melihat orang yang lebih mengetahui ilmu fiqih, pengobatan, dan syi'ir ketimbang 'Aisyah."

Para wanita dari kalangan tabi'in juga berdatangan ke rumah 'Aisyah untuk belajar, di antara muridnya adalah Amrah bintu 'Abdurrahman bin Sa'ad bin Zurarah. Ibnu Hibban berkata : "Dia adalah orang yang paling mengetahui hadits-haditsnya 'Aisyah."

Di antara deretan nama wanita generasi terdahulu yang cemerlang dalam ilmu adalah Hafshah bintu Sirin yang masyhur dengan ibadahnya, kefaqihannya, bacaan Al Qur'annya, dan hadits- haditsnya. Begitu pula Ummu Darda Ash Shuqra Hujaimah, ia seorang yang faqih, 'alimah, banyak meriwayatkan hadits, cerdas, masyhur dengan keilmuan, amalan, dan zuhudnya.

Demikianlah -wahai saudariku Muslimah- mereka adalah contoh terbaik bagi kita dan telah terbukti bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala mengangkat derajat orang-orang yang berilmu sebagaimana firman-Nya :
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al Mujadilah : 11)


Semoga Allah memudahkan jalan bagi kita untuk menuntut ilmu dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Amin. Wallahu A'lam Bis Shawab.



link:  http://www.kajianislam.net/2010/04/ilmu-perhiasan-tak-ternilai-bagi-muslimah/


Rabu, 07 September 2011

10 Wasiat Rusululloh SAW kepada putrinya



Ukhtifillah…tahukah anti…bahwa  sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Dan “perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai sholat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami.” (HR.Ibnu Hibban dari Abu Hurairah ra.)
Rasulullah SAW berwasiat kepada putrinya Fatimah Az Zahra binti Rasulullah. Ada sepuluh wasiat yang Rasulullah berikan kepada putrinya yaitu :
1. Ya Fathimah, kepada wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya, Allah pasti akan menetapkan kebaikan baginya dari setiap biji gandum, melebur kejelekan, dan meningkatkan derajat wanita itu.
2. Ya Fathimah, kepada wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah menjadikan dirinya dengan neraka tujuh tabir pemisah.
3. Ya Fathimah, tiadalah seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan mencuci pakaiannya, melainkan Allah akan menetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.
4. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang menahan kebutuhan tetangganya, melainkan Allah akan menahannya dari minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

5. Ya Fathimah, yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.
6. Ya Fathimah, apabila wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah menetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika wanita merasa sakit akan melahirkan, Allah menetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Jika dia melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Bila meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Didalam kubur akan mendapat pertamanan indah yang merupakan bagian dari taman sorga. Dan Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.
7. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang melayani suami selama sehari semalam dengan rasa senang serta ikhlas, melainkan Allah mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya di hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Dan Allah memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah haji dan umrah.
8. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang tersenyum di hadapan suami, melainkan Allah memandangnya dengan pandangan penuh kasih.
9. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang membentangkan alas tidur untuk suami dengan rasa senang hati, melainkan para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.
10. Ya Fathimah, tiadalah wanita yang meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, melainkan Allah memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya yang didatangkan dari sungai2 sorga. Allah mempermudah sakaratul-maut baginya, serta kuburnya menjadi bagian dari taman sorga. Dan Allah menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal-mustaqim dengan selamat.
Ukhtifillah…semoga kita menjadi wanita sholihah yang diridukan surga…aamiinn…

'Ya Allah, cucilah dosa-dosaku dengan air es dan salju,


Allah berfirman, 'dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).' (an-Najm: 4)

Among the prophet's handed down invocations - narrated 'A'isha,the prophet used to say -'O Allah! Wash away my sins with the water of snow and hail, and cleanse my heart from all the sins as a white garment is cleansed from the filth ' ( Ibn-Maga )And in another text

Di antara doa-doa yang selalu dibaca Nabi saw adalah yang diriwayatkan 'Aisyah,

Open in new window

'Ya Allah, cucilah dosa-dosaku dengan air es dan salju, dan bersihkanlah hatiku dari dosa-dosaku sebagai pakaian yang putih dibersihkan dari kotoran.' (HR Muslim)

Aisyah juga meriwayatkan bahwa Nabi saw berdoa, 'Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari buruknya ujian kekayaan dan kemiskinan, dan berlindung kepada-Mu dari kejahatan dari huru-hara Dajjal. Ya Allah, bersihkanlah dosa-dosa kudengan air es dan salju, sucikanlah hatiku dari dosa-dosa sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran, dan jauhkanlah dariku dosa-dosa sejauh jarak timur dan barat. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelambanan, kepikunan, dosa, dan hutang.' (Shahih al-Bukhari, 5900)

Meskipun kita mengulang-ulang doa ini, namun kita tidak mengetahui fakta ilmiah yang terkandung dalam kalimat-kalimatnya. Di antara sekian banyak benda cair, Allah menjadikan air sebagai sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Allah berfirman di dalam al-Al-Qur'an, 'Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.' (al-Anbiya':30).

Air mempunyai kemampuan ajaib saat digunakan untuk membersihkan dan mencuci kotoran. Saya akan berbicara tentang sebagian dari karakteristik air:

Air terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen terhubung bersama-sama dengan ikatan kovalen polar. Polaritas ini (yang timbul akibat perbedaan elektron antara atom oksigen dan atom hidrogen) menghimpun molekul-molekul air dengan ikatan hidrogen lemah yang memberi air itu karakteristik yang berbeda dan unik, yang tidak dimiliki cairan sejenis dengan struktur yang senyawa, dan hal ini mengakibatkan beberapa perubahan dalam karakteristik-karakteristik fisiknya. Air mendidih pada suhu 100 derajat dan mempunyai tekanan permukaan yang tinggi. Dan juga banyak karakteristik lain, dan di sini bukan tempatnya untuk menyebutkan.Gambar berikut menunjukkan ikatan molekul-molekul air dalam tiga tahapannya (air, es, uap).


Air, yang secara kimiawi dianggap sebagai bahan pelarut umum mempunyai suatu kemampuan yang besar untuk memecahkan banyak zat ion karena molekul polar air menyerang kristal campuran jika ia kualitas ion. Ia mengisolasi kristal-kristal yang tertarik di dalam kisi kristal. Dan sebagai hasilnya adalah daya tarik yang bersifat mutual antara molekul polar air dan ion. Daya tarik antara ion-ion itu terjadi di dalam kristal, dan sebagai hasilnya zat-zat yang terurai itu terpisah dari dari molekul-molekul air. (Seperti yang ditunjukkan gambar berikut)


Doa ini menyamakan dosa dan kesalahan dengan kotoran yang dibersihkan dengan air. Jadi, bagaimana proses pembersihan dengan air itu terjadi?

Ketika noda dan kotoran menempel pada kain, maka berlangsung daya tarik antara kain dan kotoran. Air menembus noda dan membasahi kain. Dan karena adanya kualitas polar dan kapiler pada air, maka air membuat kotoran itu larut dengan cara mengisolasi ion-ionnya satu sama lain, sehingga kekuatan perekat antara ion itu menjadi lemah, terutama jika ia termasuk zat yang larut di dalam air.

Jika noda bersifat lemak yang tidak larut dalam air, maka air terpental dalam bentuk bola-bola yang tidak membasahi permukaan kain karena kekuatan adesif (lekat) antara air dan noda lebih rendah daripada daya lekat molekul-molekul air itu sendiri. Karena itu, kotoran tersebut harus dicuci dengan air dan sabun. Karena pengurai pada sabun itu mengurangi tegangan permukaan air, sehingga sabun itu menyebar ke lemak dan bereaksi dengannya membentuk emulsi lemak, dan meningkatkan daya tarik-menarik antara air dan noda menjadi yang lebih kuat, sehingga kotoran meninggalkan permukaan kain seperti yang dalam gambar berikut.


Tetapi, doa di atas menunjukkan cara lain membersihkan, yaitu dengan air es. Bagaimana bisa air es menjadi alat pembersih?

Kita semua tahu bahwa ketika air itu membeku, maka ia menjadi es pada suhu nol derajat, dan pola hubungan molekul-molekulnya juga berubah sehingga menjadi seperti lingkaran benzene, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4.


Ada sebagian kotoran yang tidak bisa dibersihkan dengan air, atau dengan air dan sabun, karena daya lekat antara kotoran dan pakaian sangat besar, seperti noda lilin pada pakaian.

Ketika sepotong es diletakkan di atasnya, maka suhu dingin itu berfungsi mendekatkan molekul-molekul Artikel ini sehingga daya lekat antara Artikel tersebut dan pakaian menjadi berkurang, dan itu membuatnya terlepas dari pakaian.

Sedangkan salju itu terbentuk pada suhu yang lebih rendah dari nol-derajat. Jika ada kotoran yang membandel, maka air salju dapat mengurai partikel-partikel kotoran tersebut secara lebih kuat daripada es, sehingga kotoran tersebut terpisah dari pakaian dan hilang.

Doa ini menyamakan dosa dengan kotoran yang harus dicuci dengan air. Sedangkan kotoran yang tidak bisa hilang dengan air itu dihilangkan dengan es. Dan yang tidak bisa hilang dengan es itu dihilangkan dengan salju, agar tidak tersisa lagi dosa-dosa seseorang.

Rasulullah saw dalam hadits lain bersabda, 'Bagaimana pendapat kalian jika di depan pintu salah seorang dari kalian terdapat sungai, lalu ia mandi di dalamnya lima kali setiap hari, apakah masih tersisa kotoran padanya?' Mereka menjawab, 'Tidak akan tersisa sedikitpun kotoran padanya.' Lalu Nabi bersabda, 'Itulah perumpamaan shalat lima waktu. Allah akan menghapus dosa-dosa denganya.' (HR Bukhari)
Ini adalah dalil lain bahwa air merupakan sarana pembersih kotoran dan dosa. Mahasuci Allah yang mengajari Nabi yang ummi hakikat ilmiah ini. [erm]

♥●♥_◕_♥●♥ AKU KAU DAN DIA ♥●♥_◕_♥●♥




Awalnya kupikir ini tentang memilih. Karena mereka, insya Allah, adalah ikhwan-ikhwan yang shalih. Aku mengamati perubahan mereka dan, subhanallah, mereka telah menjadi muslim yang lebih baik dari sebelumnya. Dan aku mencintai mereka karena Allah.

Seorang dari mereka menaruh harapannya padaku. Ia ingin aku menjadi calon penghuni surga bersamanya menjadi istrinya. Hhh, akhirnya kata-kata indah yang selalu kutunggu itu terdengar juga... dari sahabatku. Sahabat terbaikku, yang sangat mengerti diriku dan akupun memahami dirinya. Dia seorang ikhwan yang baik, yang membuatku sempat berfikir bila suatu hari dia melamarku maka aku tak akan punya alasan apapun untuk menolaknya. Karena begitu baiknya dia.

Namun pemikiran itu berubah saat seorang ikhwan yang lain datang ke dalam kehidupanku. Dialah yang mengirimkan pesan-pesan singkat dan panggilan-panggilan tak terjawab. Seseorang yang tak pernah terlintas di benakku sedikitpun, namun akhirnya mengisi ruang khusus di hatiku. Ia tak pernah memberi keputusan ataupun sebuah janji. Namun setiap kata darinya menyiratkan bahwa ia cenderung padaku. Wallahu'alam.

Dia seorang yang sopan, yang sangat menghormatiku. Kebaikan akhlak serta keelokan parasnya membuatku berfikir bukanlah wanita seperti aku yang pantas baginya. Dia bagaikan seorang pangeran. Sikapnya yang sulit kutebak sungguh membuatku merasa bahwa aku hanyalah teman biasa baginya.

♥●♥_◕_♥●♥

Aku menjalin persahabatan dengan keduanya, tanpa sepengetahuan masing-masing dari mereka. Karena mereka pun bersahabat dekat. Banyak ilmu yang kudapat dari mereka. Merekalah tempat aku bertanya dan meminta nasehat, begitu pula aku bagi mereka. Menurutku persahabatan ini biasa saja, tidak melewati batas norma. Semuanya tentang dakwah. Namun aku merasa hubungan ini tidak bersih. Karena tidak ada persahabatan yang tidak melibatkan hati. Dan aku telah menzhalimi diriku sendiri.

Aku ingin melepaskan diri dari mereka agar aku bisa berpikir jernih dan hatiku menjadi bersih. Aku memang ingin menikah. Tapi tidak dalam situasi seperti ini. Aku berpikir bahwa aku harus memilih salah satu dari mereka. Namun aku hanya menipu diriku sendiri.

Setelah shalat istikharah kudirikan dengan doa agar Allah memberiku jalan yang terbaik, kupikir aku telah mendapatkan jawabannya. Karena setiap hal yang aku lakukan selalu tertuju padanya, sang pangeran. Sungguh aku telah memperdaya akalku dan hatiku telah lalai menempatkanNya.

Pinangan sahabatku tidak kuterima. Walaupun bisa kubayangkan masa depanku akan cerah bersamanya. Ia menerima keputusanku dan tersadar bahwa ia telah menyia-nyiakan waktunya memikirkan aku. Dan pada saat yang sama, sang pangeran pun mengetahui perhatianku menyatakan keinginannya untuk melepaskan diri dariku. apa aku dapt menerimanyaa 'emm tentu....(...) "Ia pun tersadar telah menyia-nyiakan waktunya untukku". Yah, jalan itu masih panjang... dan mereka pun memilih mencintai Sang Kekasih Sejati dari pada diriku.

Subhanallah, bagaimana aku tidak semakin mencintai mereka. Dan jelaslah, bahwa mereka berhak mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku. Berat bagiku menghadapi kenyataan bahwa aku telah kehilangan sahabat-sahabat terbaikku. Namun aku bersyukur mereka meninggalkan aku demi Surga yang siap menerima orang-orang yang kembali ke jalanNya. Dan ke sanalah pula aku akan menuju. Inilah jawaban istikharahku.

♥●♥_◕_♥●♥

Kembali pada Allah, yang akan selalu ada untukku. Yang tak akan pernah meninggalkanku. Yang selalu mengetahui kebutuhanku dan menyediakannya. Yang selalu mendengar keinginanku dan mengabulkannya. Yang selalu mendengar keluh kesahku dan membantuku mengatasinya. Yang selalu cemburu bila aku melupakannya walau sekejap mata. Yah, Dialah Sang Kekasih Sejati yang kusadari cintaNya meliputi seluruh alam untukku.

Tentang jodoh. aku tak akan memusingkannya lagi. Seperti halnya takdir lahir dan takdir mati. Tak akan mundur atau maju sedetikpun. Aku yakin seseorang di luar sana telah diciptakan Allah khusus untukku. Bukankah manusia diciptakan berpasang-pasangan.

Mungkin dia adalah salah satu dari mereka, mungkin juga bukan. Bila mereka bagiku adalah ikhwan yang baik namun tak satupun dari mereka Allah izinkan untuk menikahiku, maka aku yakin Allah telah menyiapkan ikhwan yang jauh lebih baik dari mereka untukku. Karena aku tahu Allah tak akan pernah mengecewakanku. Dan kudoakan semoga mereka dikaruniai istri yang shalihah yang jauh lebih baik dari yang pernah mereka bayangkan sebelumnya. Karena Allah tak akan pernah mengecewakan hamba-hambaNya.

ini ceritaku apa ceritamu...!1

Sabtu, 03 September 2011

TERIMAKASIH SUAMIKU.

Jazakallahu khayr ya zawjiy?

Rumah kontrakan ini walau tidak besar tapi juga tidak kecil. Tidak lebih baik dari rumah di sekitarnya tapi juga tidak buruk sama sekali. Aku dan suamiku datang ke kota ini tidaklah dengan membawa harta yang berlebih sedikit pun, namun demikian hidup kami tidaklah berkekurangan. Alhamdulillah `ala kulli hal? segala puji bagi Allah atas setiap keadaan.

Suamiku setiap hari berangkat menuntut ilmu di sebuah ma`had (lembaga) yang cukup dikenal di kota ini untuk belajar Bahasa Arab. Jaraknya tidak dekat tapi juga tidak terlalu jauh, sekitar setengah jam kalau naik sepeda. ?Yah, hitung-hitung olahraga??, kata suamiku ketika akhirnya memilih rumah ini untuk kami sewa daripada sepetak kamar kos yang lebih kecil walaupun lebih dekat dari ma`had tersebut. Bagi suamiku, yang penting rumah itu nyaman untukku karena akulah yang akan selalu berada di sana. Kata suamiku, sebaik-baik tempat wanita adalah di rumahnya [1], maka yang paling baik adalah menempatkannya di tempat yang baik pula baginya. Jadi? di sinilah aku ditempatkan suamiku, di sebaik-baik tempat yang baik bagiku, insya Allah. Alhamdulillah, suamiku tidaklah menyia-nyiakanku, insya Allah.

Sebenarnya aku tidak menuntut apa-apa dari suamiku. Aku hanya ingin berada di dekatnya karena sebelumnya kami tinggal di kota yang berbeda. Aku hanya ingin memainkan peranku sebagai seorang istri. Aku hanya ingin punya alasan untuk bangun lebih cepat dan membuatkannya sarapan pagi, bikin teh atau kopi, menyiapkan pakaiannya sebelum ia berangkat kuliah ataupun segala keperluannya yang lain setiap hari. Karena Rasulullah ?shallallahu `alayhi wa sallam? bersabda bahw siapapun wanita yang meninggal dunia sedang suaminya meridhainya maka dia akan masuk surga [2].

Subhanallah, tidaklah aku ingin punya suami dan melakukan apa pun yang seorang istri harus lakukan untuk mendapatkan ridha suaminya melainkan karena mengharapkan imbalan seperti yang disebutkan hadits tersebut, insya Allah. Menikah itu kan bukan hanya tentang berbakti kepada Allah -hanya karena bila kita menikah maka kita telah menyempuranakan setengah agama [3]- tetapi menikah itu juga tentang berbakti kepada suami karena ketika Allah memberikan syarat bagi wanita mana saja yang taat kepadaNya DAN taat pula kepada suaminya, maka Allah mengizinkannya memasuki surga dari pintu manapun yang ia suka [4]. Subhanallah!

Dan sampai saat ini, ayat-ayat Al Quran dan hadits-hadits Nabi -shalallahu 'alayhi wasallam- yang pernah kubaca selalu mendefinisikan ?wanita sholihah? itu sebagai wanita yang taat kepada suami, yang selalu menyenangkan suami, dan segala hal yang berhubungan suami. Yang berarti wanita sholihah itu adalah wanita yang sudah menikah alias seorang isteri! Merekalah yang kemudian dijanjikan surga oleh Allah. Wallahua?lam.

Jadi bagaimana mungkin aku tidak ingin selalu bersama suamiku?! Sementara ia adalah yang dapat membuatku menjadi salah seorang di antara para wanita sholihah itu. Suamikulah kunciku menuju surga, insya Allah. Maka di sisinyalah aku ingin berada. Insya Allah, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Jazakallahu khayr ya zawjiy [5].

Aku tahu? butuh kesiapan mental, spiritual dan juga finansial bagimu untuk bisa mengajakku hidup mandiri di sini. Tapi kalau dinda sih? ehm, asalkan ada Abang?

***

Mutiara, Zawjah Alfi Khair
Surabaya, Indonesia

link: http://www.kajianislam.net/2007/07/terima-kasih-suamiku/