Sabtu, 27 Agustus 2011

keluarga ali keluarga peduli??


oleh Khalilah Ulfah Mariah 'Arief' pada 5 Maret 2011
Dia jg saodara sepupunabi,bahkan kemudian menjadi minantu Nabi,dan menjdi Khalifah menggantikan Ustman bina affan..
ali berhasilmembagun keluarga yg baik.istri dn anak2nya adalah anggota keluarga yg shaleh dan shaleha.karena itu banyak sisi2 kehidupanya yg bisa diteladani,diantaranya adalh kedermawaan mereka..

suatu sore menjelang magrib di bulan ramadhan,Ali bersama angota kelurganya sedang siap2 berbuka puasa dgn air putih dan dan sepotong roti kering,kondisi keluarga ali memang sedang sulit, sehingga tak ada lg makanan yang bisa disantap untuk berbuka puasa.

tiba2terdegar suara orang memberi salam dan ketukan pintu setlah menjawab dan pintu dibuka,orang itu berkata,"wahai kecitaan Rosululloh SAW aku seorang miskin yang tak punya apa2 untuk berbuka tolonglah aku dan bagilah rezeki yang diberikan Allah SWT. semoga Allah memulyakan kalian dalam do'a.

mendengar keluhan itu ali diam sejenak.kemudian roti bagian nya diserahkan kepada orang miskin itu tiba-tiba istri dan anak melakukan hal yang sama maka hari itu mereka hanya berbuka air putih saja.

ternyata hari keduapun terjadi hal yang sama mendengar suara memberi salam dari rumah "aku tidak tahu lagi harus pergi kemana,aku adalah seorang muslim yang baru saja dibebaskan oleh orang kafir. aku ingin kebaikan kalian karna perut ku lapar dan tubuhku sangat lemah karena nya.

Ali mengambil sepotong roti yang diikuti oleh anaknya dan istri nya "Tidak usahlah makan saja bagian kalian kepada keluarganya tidak demi Allah merasa kenyang sementara aku tahu ada muslim yang kelaparan"jawab patimah"

hari ketiga tiba-tiba dikejutkan ketukan pintu.. ada apa nak tanya Ali ? Kata anak itu aku seorang anak yatim ayah ku lama meninggal dunia ibuku kerja sendirian perut ku kosong tak ada makanan memelas.

tanpa berpikir panjang roti yang menjadi bagiannya diberikan kepada anak itu namun,anggota keluarganya mengikuti apa yang dilakukan Ali.

sudahlah biar aku saja yang memberikan bagianku, kalian makanlah baian kalian pinta Ali

bagaimana aku merasa kenyang sementara aku tahu putraku mengigil karena lapar jawab patimah.

baiklah kalau begitu tapi enkau anakku makanlah bagian kalian biarlah ayah dan ibu mengurus anak ini pinta ali kepada Anak-anak nya.

tidak ayah bagaimana mungkin aku makan sementara aku tahu seorang anak yang lebih muda usia nya dari aqu harus berjuang menahan lapar jawab Husain. baiklah kalau begitu hasan dan zaenab makanlah bafian kalian pinta Ali.

tidak ayah bagaimana mungkin aku makan sementara aku tahu sahabatku menanggung lapar jawab Hasan? mengharukan baiklah kau masih sangat kecil zaenab makan lah bagian mu pinta ALi pada zaenab.

Zaenab menangis terinsak-isak memeluk ibunya dan berkata ?tidak ayah tidak mau makan sendiri sementara kakakku tidak makan berikan bagian ku kepada teman kakak ku..

jadilah, tiga hari berturut-turut di bulan Ramadan itu keluarga ali hanya berbuka dgn air putih yg tentu tidak mengenyagkan keadaan mereka kemudian diketahui oleh rosulloh SAW.sambil memeluk dan mencium cucu-cucunya Hasan,Husein dan Zainad.
Sosulloh mengemukakan Firman Allah SWT yang artinya, "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,ya ahlul bait (keluarga Rosul) dan memrsihkan kamu sebersih-bersihnya"(QS Alahzab).

begitulah Ali berhasil membentuk diri dan keluarganya menjedi pribadi yg shaleh
 Pertanyaan...????
seberat apapun sesuatu yang qt alami dan orang lain melihatnya sebagai suatu ujian,qt harus mensyukuri. karenaapa un yang terjadi, pasti ada hikmanya,dan maksud Allah menjedikan itu..

hati-hati cari istri

Rasulullah SAW dalam sebuah hadist menegaskan bahwa “Jauhilah olehmu si cantik yang beracun lalu seorang sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah siapakah si cantik yang beracun itu?” Rasulullah SAW bersabda, “Perempuan yang cantik tetapi dalam lingkungan yang jahat.”Dalam hadist lain Rasulullah SAW menjelaskan janganlah kalian mengawini para wanita karena kecantikan mereka, karena barangkali kecantikan mereka itu akan membinasakannya. Dan janganlah kalian mengawini wanita karena harta-harta mereka, itu akan menyelewengkanya. Akan tetapi kawinilah mereka atas dasar agama. Dan sesunguhnya budak wanita yang cacat telinganya dan hitam warnanya, tetapi beragama itu lebih utama” (HR. Ibnu Majah).

Dua Hadis Rosululloh ini mengindikasikan bahwa wanita yang mempunyai agama adalah wanita yang berbahagia, sebab Ia adalah wanita yang menadi pilihan “terbaik” dari seorang pria. Bahkan Rasulullah SAW. dalam hadist diatas “ sempat” menyatakan sesungguhnya budak wanita yang cacat telinganya dan hitam warna kulitnya jauh lebih utama ketibang wanita cantik yang tumbuh dilingkungan (miliu) yang rusak. Dinyatakan, “Pada suatu hari Musanif mendengarkan siaran radio yang membicarakan seorang laki-laki yang ditanya “Apakah kamu senang mempunyai seoarang istri yang cantik?” laki-laki itu menjawab, “tidak”. Kemudian dia ditanya kembali, “Adakah orang yang tidak menyukai kecantikan yang memikat?” laki-laki itu menjawab. “sesungguhnya kecantikan yang memikat menyebabkan ketenangan yang menyejukan hati dan sekaligus kesedihan yang tiada habisnya”. Jawaban laki-laki ini membuat Mushanif menjadi sangat kagum. Oleh karena itu kepribadian yang dicari adalah agamanya, tabiatnya, kebaikannya, keturunannya, pendidikan serta kepandaiannya. Meski demikian bukan berarti tidak memandang suatu kecantikan.
Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Nasai yang artinya “Wanita yang terbaik adalah bila kamu melihatnya ia meyenangkanmu, bila kamu perintah mematuhimu, bila kamu berjanji diterimanya dengan baik, dan bila kamu pergi (ia) bisa memelihara dirinya dan hartanya.” (HR. An-Nasai dan lainnya)

Dari hadist ini dapat diambil kesimpulan bahwa wanita yang sholehah adalah wanita yang senantiasa senang manakala ia dilihat oleh sang suami, patuh terhadap perintahnya selama perintah tersebut tidak untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah serta mampu menjaga diri dan kehormatan keluarga. Wanita yang seperti inilah yang disebut kitab Kama Sutra sebagai wanita yang berbudi luhur.

keluarga sakinah " mensyukuri nikmat "




"PORET KELUARGA SAKINAH, MAWADDAH, WARAHMAH"

~::**::~
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Lihatlah betapa bahagianya sebuah keluarga..

Untuk apa menikah? Apa tujuan utama menikah?

1. Melengkapi separuh agama.
“Barang siapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah untuk melengkapi separuh yang lain (HR. Thabrani dan Hakim).

2. Menjaga kehormatan diri.
“Wahai para pemuda! Barang siapa diantara kalian berkemampuan untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih mudah menundukkan pandangan dan lebih membentengi farji (kemaluan). Dan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat membentengi dirinya. (HSR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi).

3. Hidup berkeluarga merupakan ladang meraih pahala
Senda guraunya suami-istri bukanlah perbuatan sia-sia. “Segala sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya, melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang.” (Al Albani, Adab Menikah, hal 245).

4. Bersetubuh dengan istri termasuk sedekah (pahala syahwat).
Pernah ada beberapa shahabat Nabi SAW berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, orang2 kaya telah memborong pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat; mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa; bahkan mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka.”

Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian sesuatu yang bisa kalian sedekahkan? Pada tiap-tiap ucapan tasbih terdapat sedekah:pada tiap-tiap ucapan takbir terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahlil terdapat sedekah; pada tiap-tiap ucapan tahmid terdapat sedekah, memerintahkan perbuatan baik adalah sedekah, mencegah perbuatan munkar adalah sedekah; dan kalian bersetubuh dengan istri pun sedekah.”

Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa salah seorang dari kami melampiaskan syahwatnya akan mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut kalian bila nafsu syahwat itu di salurkan pada tempat yang haram, apakah dia akan mendapatkan dosa dengan sebab perbuatannya itu?” Mereka menjawab, “Ya, tentu.”

Beliau bersabda, “Demikian pula bila dia salurkan syahwatnya itu pada tempat yang halal, dia pun akan mendapatkan pahala" (HR.Bukhari, dishahihkan oleh Al-Albani dalam syahih Al Jami').

5. Adanya saling nasehat-menasehati antara suami istri (hmmmm..menambah rasa cinta dan kemesraan).

6. Bisa mendakwahi orang yang dicintai ( bisa ditambahi dengan kalimat seperti 'sayang, my honey, suamiku, dll).
Contoh: Sayang, sholat tahajud itu besar pahalanya, tahajud dulu yuk...?

Coba kalau blum nikah, pakai kata sayang2an gitu..? di akherat hisabnya tidak akan terlewat..hihi atut..

7. Pahala memberi contoh yang baik.
Suami memberi contoh yg baik utk keluarga, istri memberi contoh utk anak2nya, dan contoh2 yg baik itu ditiru oleh suami/istri/anaknya. bgmn menurutmu..? :)

"Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikit pun. Dan barang siapa yang pertama memberi contoh perilaku jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikit pun.” (HR. Muslim,)

8. Seorang suami memberikan nafkah, makan, minum, dan pakaian kepada istrinya dan keluarganya akan terhitung sedekah yang paling utama.
Rasulullah SAW bersabda: “Satu dinar yang kamu nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang kamu nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang kamu berikan kepada orang miskin dan satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya yaitu satu dinar yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.” (HR Muslim).

9. Baktinya seorang istri kepada suami adalah jihad yg paling utama. dan ketaatan seorg istri kpd suami adalah salah satu jalan menuju surga.

Rasul bersabda,"Wanita mana saja yg mendirikan sholat, berpuasa (dibulan ramadhan), taat pada suaminya, dan menjaga kehormatan, maka masuklah ia ke surga dari pintu mana saja yg dia suka" (HR.Muslim).

10. Seorang pria, apabila menikahi janda yang mempunyai anak, berarti ikut memelihara anak yatim.
Dan nabi bersabda,'orang yg memelihara anak yatim hingga ia dewasa dan tidak mengambil apa yg menjadi haknya, maka ia menjadi tetanggaku disurga seperti dekatnya dua jari" (lalu rasulullah mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya). {(Muttafaq alaih}).

Nahhhh..bagaimana dgn penjelasan ini???????

** Lalu Bagaimaan dgn hukum nikah?

Aisyah meriwayatkan, bahwa nabi bersabda: “Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak menikah,maka ia bukan golonganku” (HR. Ibnu Majah).

"seburuk-buruk kalian adalah yg tidak menikah, dan sehina-hinanya mayat adlah mayat pemuda yg mati dalam keadaan bujang" (HR.Tirmidzi).

"Menikahlah kalian, dan perbanyaklah keturunan. karena dihari kiamat aku akan membanggakan kalian sebagai umat yg terbanyak" (al-hadist).

Dari hadist2 diatas maka bisa dikatakan bahwa menikah hukumnya sunnah, ada sebagian ulama yg mengatkan hukumnya sunnah muakkad.
Sebagian jumhur ulama bahkan mengatakan hukumnya 'mendekati wajib' yaitu bagi yg sudah akil baligh, dan sudah mampu.

Dan menikah juga ada yg hukumnya haram, yaitu nikah Mut'ah yg dilakukan oleh kalangan Syiah.


*** Janji Allah berupa pertolongan-Nya bagi mereka yang menikah:

1. Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An Nur: 32).

2. Ada tiga golongan manusia yang berhak Allah tolong mereka, yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang hamba yang menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya. (HR. Ahmad 2: 251, Nasaiy, Tirmidzi, Ibnu Majah hadits no. 2518, dan Hakim 2: 160).

Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....

Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam
------------

koleksi potoku


































Kamis, 25 Agustus 2011

IBUKU SAYANG


Mencium Tangan Ibu

Tanganmu, Ibu...
Ibumu adalah
Ibunda darah dagingmu
Raih punggung tangan Beliau
Ciumlah dalam-dalam
Hiruplah wewangian cintanya
Rasakan ketulusan dan ikhlasnya
Rasukkan ke dalam kalbumu
Semoga kamu sukses dan bahagia..


 IBUKU SAYANG
Sejuk gemercik air di padang gersang
Basah terasa aliri pipa yang kering
Hangat sentuhannya damai terasa
Menyertai langkah kita di sepanjang hayatnya
Kasih sayangnya sehangat mentari pagi
Belaian tangannya selembut angin sutera
Senyum manisnya hiburkan hati nan duka
Pandang matanya tajamkan hati nan suci
Dia adalah wanita paling berjasa
Sejak kita lahir ke dunia dan melanglang alam fana
Tiada tandingan pujinya dalam hidup kita
Yang melahirkan kita..
Menyusui dan membesarkan kita
Pertaruhkan jiwa raga membela kita semua
Dialah IBUNDA yang selalu mendoakan kita
Dalam keadaan lapang, suka ataupun duka
Tutur katanya adalah harapan doa
Nasehat yang berguna sepanjang masa
Keridhoannya adalah ridho Ilahi
Kemurkaannya adalah murka Ilahi
Ibarat sinar mentari begitulah kasih IBU
Sepanjang zaman tak akan terbalas
Teruntai begitu indahnya
Di usia yang telah senja KAU berkenan memanggilnya
Aku rela dalam ridhoMU
Tawakkalku padaMU
Kasihilah dia di sana..
Di dalam kesendiriannya
Lapangkanlah alam kuburnya
Terangilah dengan CahayaMU
Duhai RABBI ampunkan dia
Sejahterakan dengan nikmatMU
Yang tak pernah pudar di telan masa
Ijinkanlah kami berdoa? 

SURAT DARI IBU

Surat ini benar-benar menyentuh hati saya. ketika membaca tulisan ini saya merasa trenyuh dan larut dalam suasana haru. Terbayang wajah ibu saya, yang telah melahirkan, mendidik, dan membesarkan dengan penuh kasih sayang. Ibu adalah yang terbaik bagiku. Tak pernah ada kata tidak untuk kami anak-anaknya ketika meminta sesuatu. Semoga Allah membalas kebaikan ibu dengan pahala yang besar. Semoga Allah senantiasa membimbing dan memberi petunjuk kepada saya untuk selalu memperlakukan ibu dengan baik serta mengasihinya sebagaimana ibu mengasihi kami, anak-anaknya.
Robbigh firlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii soghiiroo

Silahkan dibaca ..............

Assalamu'alaikum,

Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta'ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amin...

Wahai anakku,

Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara... Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka...

Wahai anakku!

Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku... 25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi...

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu, wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu grmbira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir... Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.

Wahai anakku... telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya; agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu... itulah kebahagiaanku!

Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo'akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku... ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan Ibu memohon kepadamu, Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!!

Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit... Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu... Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu... Mana balas budimu, nak!? Mana balasan baikmu! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Bukankah Allah ta'ala telah berfirman, "Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?!" (QS. Ar Rahman: 60) Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu. Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah ta'ala mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi. Anakku... Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya... Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya... hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya... hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!

Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta'ala, sebagaimana dalam hadits: "Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!" (HR. Ahmad)

Anakku. Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.

Akan tetapi, anakku! Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau berkata: "Shalat pada waktunya", aku berkata: "Kemudian apa, wahai Rasulullah?" Beliau berkata: "Berbakti kepada kedua orang tua", dan aku berkata: "Kemudian, wahai Rasulullah!" Beliau menjawab, "Jihad di jalan Allah", lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun 'alaih)

Wahai anakku!! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta'ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku, yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya: "Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang", dikatakan, "Siapa dia,wahai Rasulullah?, "Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga". (HR. Muslim)

Anakku... Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku... Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do'a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza' min jinsil amal... "Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam..." Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku... Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam,

Ibumu

[Diketik ulang dari buku 'Kutitip Surat Ini Untukmu' karya Ustadz Armen Halim Naro, Lc rahimahullah]

ayah kenapa ibu mengis



Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu,
mengapa Ibu menangis?".
Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak".
"Aku tak mengerti" kata si anak lagi.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis?
Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban
yang bisa diberikan ayahnya.

Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya,
mengapa wanita menangis.

Pada suatu hari, ia bertemu dengan seorang tua yang bijak lagi penuh wibawa di dalam suatu masjid, lalu ia bertanya ."Wahai Bapak, mengapa
wanita mudah sekali menangis?"
Bapak Tua tersebut menjawab,"Saat diciptakan wanita, Allah membuatnya menjadi sangat utama. Diciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan
isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan
kepala bayi yang sedang tertidur.

Diberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi
dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca
dari anaknya itu.

Diberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang
menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Diberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih,
walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Diberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua
anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang
anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula
yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Diberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa
sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang
melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?
Diberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak
pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan
menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri,
sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Diberikan ia air mata agar dapat mencurahkan
perasaannya.Inilah yang khusus Diberikan kepada wanita, agar dapat digunakan
kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun
sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Cintai dan Sayangi Ibumu Semasa Hidupnya..
Berbaktilah Kepadanya..
Perbanyaklah Berdoa dan Beramal Saleh Sepeninggalnya..
Agar Ia Bahagia Di Sana..

Ya Allah..Hamba titipkan Ibu hamba kepadaMu..
Ampuni dan Sayangi dia di sana..

Rabu, 10 Agustus 2011

PENUTUP


oleh Khalilah Ulfah Mariah 'Arief' pada 01 Oktober 2011 jam 13:34
bismillahirrohmanirrohim..
aslamualaikum wr wb


Dengan Menyabut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang..!!!!

Akhirnya, inilah yang bisa saya kumpulkan dari hal-hal yang diharamkan Allah, yang ironisnya banyak disepelekan dan dilanggar hamba-Nya.( Sebenarnya pembahasan masalah ini masih panjang. Penulis berpendapat untuk melengkapi buku ini, Isya Allah, penulis akan membahas secara tersendiri tentang beberapa larangan yang termaktub dalam Al-Kitab dan As-Sunnah. )

Kita memohon kepada Allah dengan nama-namaNya Yang Maha Indah, kiranya memberikan kita rasa takut kepada-Nya, sehingga membentengi kita dari melakukan maksiat kepada-Nya serta semoga menganugerahkan kepada kita ketaatan pada-Nya yang dengan-Nya kita bisa mencapai Surga-Nya. Semoga Dia mengampuni kelalaian dan dosa-dosa kita, mencukupkan rizki kita dengan yang halal, sehingga kita tidak butuh terhadap apa yang diharamkan-Nya dan Allah mencukupkan kita dengan anugerah-Nya, sehingga kita tidak membutuhkan selain-Nya. Semoga Allah menerima taubat kita dan membasuh dekil jiwa kita yang tak terkira. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan.

Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, keluarga dan segenap sahabatnya. Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam.