Rasulullah SAW dalam sebuah hadist menegaskan bahwa “Jauhilah olehmu si cantik yang beracun lalu seorang sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah siapakah si cantik yang beracun itu?” Rasulullah SAW bersabda, “Perempuan yang cantik tetapi dalam lingkungan yang jahat.”Dalam
hadist lain Rasulullah SAW menjelaskan janganlah kalian mengawini para
wanita karena kecantikan mereka, karena barangkali kecantikan mereka itu
akan membinasakannya. Dan janganlah kalian mengawini wanita karena
harta-harta mereka, itu akan menyelewengkanya. Akan tetapi kawinilah
mereka atas dasar agama. Dan sesunguhnya budak wanita yang cacat
telinganya dan hitam warnanya, tetapi beragama itu lebih utama” (HR.
Ibnu Majah).
Dua Hadis Rosululloh ini mengindikasikan bahwa wanita
yang mempunyai agama adalah wanita yang berbahagia, sebab Ia adalah
wanita yang menadi pilihan “terbaik” dari seorang pria. Bahkan
Rasulullah SAW. dalam hadist diatas “ sempat” menyatakan sesungguhnya
budak wanita yang cacat telinganya dan hitam warna kulitnya jauh lebih
utama ketibang wanita cantik yang tumbuh dilingkungan (miliu)
yang rusak. Dinyatakan, “Pada suatu hari Musanif mendengarkan siaran
radio yang membicarakan seorang laki-laki yang ditanya “Apakah kamu
senang mempunyai seoarang istri yang cantik?” laki-laki itu menjawab,
“tidak”. Kemudian dia ditanya kembali, “Adakah orang yang tidak menyukai
kecantikan yang memikat?” laki-laki itu menjawab. “sesungguhnya
kecantikan yang memikat menyebabkan ketenangan yang menyejukan hati dan
sekaligus kesedihan yang tiada habisnya”. Jawaban laki-laki ini membuat
Mushanif menjadi sangat kagum. Oleh karena itu kepribadian yang dicari
adalah agamanya, tabiatnya, kebaikannya, keturunannya, pendidikan serta
kepandaiannya. Meski demikian bukan berarti tidak memandang suatu
kecantikan.
Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Nasai
yang artinya “Wanita yang terbaik adalah bila kamu melihatnya ia
meyenangkanmu, bila kamu perintah mematuhimu, bila kamu berjanji
diterimanya dengan baik, dan bila kamu pergi (ia) bisa memelihara
dirinya dan hartanya.” (HR. An-Nasai dan lainnya)
Dari hadist ini
dapat diambil kesimpulan bahwa wanita yang sholehah adalah wanita yang
senantiasa senang manakala ia dilihat oleh sang suami, patuh terhadap
perintahnya selama perintah tersebut tidak untuk melakukan kemaksiatan
kepada Allah serta mampu menjaga diri dan kehormatan keluarga. Wanita
yang seperti inilah yang disebut kitab Kama Sutra sebagai wanita yang
berbudi luhur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar