Senin, 07 Januari 2013

Surat Cinta Untuk Ayah Bunda



Ketahuilah wahai Ayah dan Bundaku..
Sekarang gadis itu beranjak dewasa..
Sekarang gadis itu tengah merindukan kalian..
Ya.. merindukan kalian ditengah jauhnya jarak yang memisahkan..
Dan percayakah kalian bahwa gadis itu adalah aku?

Iya.. ini semua masalah jarak..
ini semua masalah waktu..
dan ini semua masalah angan..

Ayah..
Bunda..
kubuka kembali kenangan yang telah kita rajut bersama..
Kini memori itu semakin terekam jelas..
Semuanya semakin besar.. dan semakin memenuhi fikiranku..
Maafkan ananda..
Maafkan ananda..
Karena tidak adanya ananda disamping kalian..
Karena tidak adanya jasad ananda untuk temani kalian saat ini

Kini..
Waktu yang bergulir di dinding kamar,
menyadarkan diri ini dalam lamunan panjang..
kupalingkan mata ke tempat dimana foto kalian bertengger di salah satu sisi kamar..

Masya Allah..
Kalian tidak semuda dulu..
Keriput mulai menghias di wajah cantik dan tampan kalian
Rambut putihpun tak urung menyertai dan hinggap di kepala kalian..
Aku takut bunda..
Aku takut ayah..
Aku takut anakmu ini tidak bisa bahagiakan kalian..
Peluk aku ayah..
Cium aku bunda..

Lihat ayah..
Dada bidangmu.. Tangan besarmu..
Jalan tegapmu.. Pundak kekarmu..
Kini semakin rapuh dimakan masa..
Pundak tempatku kecil bermain..
Dada tempatku kecil menangis..
Dan tanganmu tempatku kecil berlindung..
Peluk aku ayah..

Pandanglah Bunda..
Air matamu.. Senyummu..
Marahmu.. Pengorbananmu..
Perlahan menumbuhkan buiran air mata di kelopak mataku..
Air yang berbulir karena kerinduan kepadamu..
cium aku bunda..

Aku rindu kepadamu ayah..
Aku rindu kepadamu bunda..
Berapa waktu yang aku sia-siakan saat kita bersama..
Berapa banyak air mata yang kalian jatuhi kala aku sakit, kala aku nakal..

Masa itu..
Masa teriindah dalam hidupku..

Kalian inginkan yang terbaik untukku..
Dikala baru lulus SMP, aku memaksa sekolah diluar kota..
Dengan berat hati, kau titipkan aku pada TUHAN..

Ananda beum sempat bahagiakan kalian..
Ananda terlalu banyak membuang waktu kita..
Izinkan ananda berbakti..
Berbakti dengan cinta ananda yang utuh untuk kalian..


Ayah..
Bunda..
Peluk aku..
Cium aku


 Ayah.... Bunda... Aku Sudah Dewasa...???


Lihatlah

Ayah..Bunda…

Sadarkah kalian tentang diriku yang kini agak berbeda?
Bayi kalian yang lucu itu tinggal kenangan indah saja…
Putri kecil kalian yang dulu suka main boneka itu kini beranjak dewasa…

Ayah..Bunda…
Kutahu…ada sedikit khawatir kalian yang mendera…
Tentang anak kalian ini yang sudah masuk dunia remaja…
Ada sedikit rasa takut jika nanti terjadi apa-apa..
Karena menurut kalian, dunia remaja itu sangat berbahaya…

Ayah..Bunda….
Bolehkan aku meminta pada kalian sedikit saja?
Biarkan aku mengenal sendiri lebih jauh dunia ini dan segala isinya…
Biarkan aku kini belajar menjaga sendiri apa yang kupunya…
Kalian hanya cukup mengiringi perjalananku dengan do’a…

Ayah..Bunda….
Jikapun nanti aku terjatuh dan terluka…
Biarkan saja…agar aku tahu rasanya sakit dan tak berdaya…
Mungkin….ditengah tak berdaya itu, aku bisa menemukan pelajaran berharga…

Ayah..Bunda….
Berikan aku sebesar kepercayaan yang kalian punya…
Sepenuh jiwa akan kujaga itu semua…
Semampuku tak akan membuat kalian kecewa…
Sepenuh raga dan jiwa…kulakukan apa saja untuk membuat kalian bahagia…

Ayah…Bunda….
Dewasa itu adalah niscaya…
Tapi menjadi manusia dewasa yang istimewa…itu adalah pilihan luar biasa…
Kalian tak perlu takut jika dewasaku membawa petaka…
Hingga kelak akan membuat kalian ditimpa bencana…
Kalian sudah cukup menjagaku dengan segala upaya…
Mengajariku mengenal dunia yang luasnya tak terkira…
Maka biarkan kini aku mengelana…
Menelusuri tiap sudut bumi yang semakin termakan usia…
Dan mencari jawaban atas beribu tanya yang dulu hanya tersimpan di dada….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar