Minggu, 30 Desember 2012

Membeli Kebaikan [harganya berapa ya??]


Bismilahirrohmanirrohim,,


 Membeli Kebaikan [harganya berapa ya??]


Berapa ya harga kebaikan sekarang? 

Ada yang tahu? 

Terus kira-kira dijual dimana ya? Belinya nanti pake uang apa, rupiah, dollar atau euro, atau dirham?? 

Mungkin cobalah sedikit menyimak cerita berikut ini :

Disuatu taman hijau, duduk sepasang suami istri yang masih berusia muda, sepertinya baru saja menikah. Mereka asyik bercengkerama satu sama lain, sang istri begitu anggun dengan gamis dan jilbabnya yang sepadan seraya sesekali dilambaikan oleh angin sore yang sejuk. Begitu pun sang suami yang penampilan sederhana dengan jenggot tipisnya.

Saat asyik bercanda, suami istri itu didatangi oleh seorang lelaki paruh baya yang membawa beberapa kotak ukuran sedang. Lelaki itu lalu memperkenalkan diri sebagai seorang penjual mainan edukasi yang biasa berkeliling mencari pembeli.

Lelaki penjual : Saya ingin menawarkan mainan ini kepada bapak dan ibu, barangkali cocok untuk anak kalian. Ini bukan sembarang mainan, insya Allah akan melatih kecerdasan otak anak.

Suami : [sambil tersneyum] Saya ini masih muda lo pak, memangnya bapak ga liat wajah saya yang ganteng ini?

Lelaki penjual : owhh…maaf mas kalo begitu, saya tahu anda masih muda, tapi kurang sopan jika memanggil bukan dengan sebutan bapak

Suami : [masih tersenyum] Tidak apa pak, saya hanya bercanda. Oya Berapa bapak jual mainan ini?

Lelaki penjual : Satu mainan saya jual 10 ribu saja pak

Suami : wah, mahal sekali, apa tidak bisa ditawar?

Lelaki penjual : Itu sudah modal mas, untung yang saya dapat ga seberapa kalo dijual harga segitu

[Kali ini sang istri ikut bertanya]

Istri : Keliatannya bapak sudah tua, kenapa masih berjualan? Memangnya bapak tidak punya anak?

Lelaki penjual : Saya masih kuat bekerja mba, anak saya yang paling besar sedang fokus menyelesaikan kuliah S1-nya di Ekonomi. Sebisa mungkin saya akan membiayai sampai kuliahnya selesai. Begitu dia lulus, baru saya akan berhenti bekerja.

Suami : wah, hebat sekali ya anaknya kuliah di Ekonomi, dan bapak masih bekerja sampai usia begini

Lelaki penjual : mohon maaf mas dan mba, jadi bagaimana, mau membeli mainan ini tidak? Saya mau berkeliling lagi soalnya

Suami : Owhh…maaf pak, hmmm…bagaimana ya? Kami ini baru menikah dan belum punya anak pak

Lelaki penjual : [tampak guratan kecewa di wajah seraya menunduk namun kembali tersenyum] Ya sudah tidak apa-apa mas, Kalau begitu saya akan menawarkan ditempat lain lagi

Begitu sang lelaki penjual sedang membereskan tumpukan kotak mainan yang sudah terlanjur dikeluarkannya, sang istri segera mencegatnya

Istri : Saya mau beli mainannya 3 ya pak [seraya mengeluarkan uang 3 lembar sepuluh ribuan]

Lelaki penjual : Lo, katanya kalian belum punya anak, terus ini nanti buat siapa?

Istri : Insya Allah buat calon anak kami nanti

Lelaki itu pun mengangguk senang dan segera membungkus 3 kotak mainan itu dan memberikannya kepada sang istri. Ia pun pamit dan berlalu untuk kembali menjual mainannya ke beberapa tempat lainnya

Sang suami heran campur bingung dengan sikap istrinya, buat apa membeli mainan sebanyak itu kalo tidak dipergunakan? Mubazir kan? Lagipula jika pun untuk anak, sepertinya waktu masih sangat lama.

Suami : Untuk apa kau beli mainan itu istriku? Beli banyak pula, nanti kita gunakan untuk apa?

Istri : Suamiku, tahukah engkau apa yang baru saja kulakukan?

[Suaminya menggeleng pelan tanda tidak tahu]

Istri : [tersenyum bijak] Aku bukan sekedar membeli mainan ini, tapi aku juga membeli kebaikan untuk kita

Suami : Kebaikan? Owhh..karna kau kasihan padanya makanya kau lakukan ini?

Istri : Seharusnya kita bisa membeli kebaikan yang jauh lebih besar dari ini. Sekarang kita membeli mainan darinya, maka kita sudah menjadi perantara pintu rejeki baginya. Dan rejeki itu ia gunakan untuk membiayai pendidikan anaknya, bukankah kita sedang melakukan siklus sedekah? Dan mainan ini satu untuk kita simpan bagi anak kita nanti, dan sisanya kita berikan kepada panti asuhan atau pengemis kecil yang mungkin akan kita temukan di jalan, bukankah itu suatu kebaikan? Coba kau hitung, ada berapa banyak kebaikan yang kita raih hanya dengan membeli mainan ini? Tapi kita beli bukan dengan uang, tapi dengan niat. Karena sebesar apapun yang kita berikan jika niat bukan karena Allah maka semua akan sia-sia.

Suami : Subhanallah, kau benar. Kenapa tidak terpikir olehku tadi?

Istri : Bukankah kebaikan itu begitu mudah untuk kita dapatkan dimana saja? Jika kita peka, maka tiap kita melangkah akan banyak sekali kebaikan yang bisa kita raih, hanya mereka yang hatinya lalai yang akan kehilangan kesempatan untuk berbuat amal kebaikan. Lihat, hanya dengan modal 30 ribu saja berapa banyak kebaikan yang kita dapatkan?

Suami : Aku beruntung dianugerahkan istri sepertimu yang selalu mengingatkanku pada kebaikan


NB:Ya, tanpa sering kita sadari begitu banyak sarana kebaikan di depan mata kita, tapi kita sering begitu saja melewatkannya. Contohnya saja adalah penjual, mungkin barang yang mereka jual tidak seberapa bagusnya, tapi kondisi mereka yang sangat berharap bisa mengais rejeki harusnya bisa membuat hati sedikit tergugah. Namun sekali lagi, awal dari semua siklus kebaikan itu adalah NIAT.

Ibroh lainnya silahkan simpulkan sendiri ya? ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar