Bismillahirrahmanirrahim…
Kutulis surat sederhana ini untuk Rabb-ku yang Maha Pengasih dan Maha Mencinta pada hamba-hambaNya..
Wahai Allah..Rabb-ku Yang Maha Pencinta..
Kemarin…aku
pernah menyesali kehadiranku di dunia ini. Ketika aku Kau berikan
banyak cobaan hingga tak henti membuat airmata ini mengalir deras. Aku
menyesal kenapa harus Kau hadirkan ke dunia ini sebagai orang yang sulit
untuk bahagia.
Aku
sudah sering berbuat kebaikan pada orang-orang di sekitarku tanpa
pernah membedakan siapa dan apapun kondisi mereka. Dengan harapan bahwa
aku pun akan mendapatkan kebaikan yang sama dari mereka. Tapi ternyata
semua tak sesuai harapku ya Rabb…mereka yang kuberikan kebaikan malah
menyakitiku sedemikian rupa hingga aku pun tak berhenti menangisi apa
yang sudah kulakukan.
Wahai Rabb-ku…
Ketika
kulihat betapa banyak orang yang begitu mudah meraih bahagia, aku
iri…sungguh aku iri! Dadaku sesak kala melihat senyum mereka yang
terukir tanpa beban. Hatiku meringis kala melihat mereka mampu meraih
bahagia tanpa rintangan yang berarti. Seketika kubandingkan dengan
hidupku yang tengah berjalan, sungguh…airmataku kembali mengguyur
wajahku yang sebelumnya telah tertutupi oleh mendung. Hatiku memang
menjerit dan bertanya, kenapa aku harus menangis? Bukankah aku telah
memahami bahwa semua ini cobaan? Aku hanya bisa menjawab, karena aku
hanyalah manusia, sekuat apapun diriku aku tetaplah manusia biasa. Dan
aku menangis, karena memang manusia diberikan sifat untuk bisa menangis.
Wajar bukan? Aku ingin seperti mereka…aku ingin bahagia! Wahai
Rabb…kapan Kau akan beri aku bahagia seperti mereka?
Wahai Rabb-ku..
Aku
mencoba bertahan dengan sisa-sisa kekuatan iman yang kumiliki. Kucoba
untuk tetap mendengarkan bisikan-bisikan iman dari malaikat yang
menjagaku. Aku bertahan untuk tetap mengukir senyum pada mereka yang
masih peduli padaku. Masih kujaga ceria diri agar orang lain tak ikut
merasakan mendung yang menaungi hatiku saat ini.
Wahai Rabb-ku…
Kucoba
untuk diam dan merenungi semua yang terjadi. Kucoba menuliskan lagi
cerita hidupku yang kelam dengan cerita hidupku yang lain. Hingga
akhirnya aku kembali tak bisa menahan airmataku jatuh. Tidak wahai
Rabb…kali ini bukan airmata kesedihan lagi yang menggenangi.
Tersadar
diri ini bahwa selama ini ternyata diriku kufur nikmat kepadaMu. Ketika
kubandingkan cerita kelam dan orang-orang didalamnya dengan cerita yang
sedang mengalir saat ini, sungguh ternyata disanalah letak kebahagiaan
yang telah Kau berikan. Selama ini ternyata aku hanya sibuk meratapi
kesedihan akibat perbuatan sebagian orang, padahal ketika itu pula Kau
mengganti duka itu dengan cinta-cinta yang mengalir deras dari
hamba-hambaMu yang lain. Ya..aku terlalu sibuk dengan tangisanku
sementara lebih banyak orang yang telah menyodorkan senyum untuk kuukir
di bibirku.
Wahai Rabb-ku yang maha kasih…
Aku
memang hambaMu yang bodoh…bodoh karena tak bisa cepat menyadari karunia
yang Kau anugerahkan padaku. Bodoh karena aku hanya sibuk pada
cobaanMu, bukan pada hikmah yang ingin Kau tunjukkan padaku.
Wahai Rabb-ku…
Kutuliskan
surat cinta ini untuk menyampaikan syukur dan puji-pujianku padaMu.
Memang tak akan pernah seindah surat cinta yang Kau berikan padaku dan
pada hamba-hambaMu yang lain. Dan kusampaikan maaf karena cintaku yang
masih dangkal ini untukMu. Semoga Kau ijinkan aku untuk mencintaiMu
semampuku dengan segenap kekuatan cinta yang kumiliki untukMu.
Maha Suci Engkau ya Rabb…Kuyakin Kau akan membaca surat sederhanaku ini..
Dari hambaMu yang dhoif…
Sahabat…insya
Allah kita semua pasti pernah mengalami sesuatu hal yang tidak kita
sukai. Terkadang kita terlalu sibuk menyalahkan takdir yang datang
kepada kita. Dan ketika kita lemah, kadang kita sering menyalahkan sifat
kemanusiawian kita sebagai pembenaran atas kelemahan tersebut.. Lalu
kita biarkan diri kita frustasi dan terus menyesali apa yang sudah
terjadi. Tanpa sadar bahwa sesungguhnya Allah telah menggantinya
melebihi dari semua kesedihan yang kita alami. Ya…kita memang manusia
biasa yang penuh dengan sifat-sifat lahiriah sebagai manusia. Tapi
sungguh Allah tak hanya memberi manusia sifat yang lemah, tetapi juga
melengkapinya dengan sifat-sifat yang menguatkan. Dan andai saja kita
tak sibuk dengan kesedihan itu, mungkin ganti dari Allah akan jauh lebih
baik lagi.
Andai
saja kita mampu memahami hakikat hidup di dunia ini, bahwa sesuatu
telah Allah atur sedemikian rupa dengan menghiasinya melalui cobaan dan
kenikmatan. Maka apapun yang diberikan pada kita , entah sedih atau
bahagia maka kita akan tetap berusaha tersenyum dan lapang dada
menerimanya.
“
(Dia)Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di
antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun “ QS Al Mulk 2
Sungguh,
Allah tak akan pernah memberikan sesuatu yang sempurna pada hambaNya,
karena Allah ingin mengajarkan kita tentang syukur dan sabar. Syukur
ketika kita bisa meraih apa yang kita inginkan, tapi bersabar ketika
sesuatu itu tak sesempurna yang kita harapkan
“(kami
jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap
apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai
Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” QS Al Hadid 23
Wallahualam bish shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar